Buku Anatomi yang Dibuat Nazi Berdasarkan Jenazah Ratusan Korban Pembunuhan Masih Dipakai Ahli Bedah

0
1282
Ilustrasi atlas yang memperlihatkan irisan pipi seorang pria.

Ahli bedah syaraf Dr. Susan Mackinnon sering memerlukan bantuan untuk merampungkan sebuah operasi, dan yang ia pakai adalah sebuah buku anatomi dari pertengahan abad ke-20.

Ilustrasi rumit lukisan tangan – memperlihatkan lapisan demi lapisan tubuh manusia – memungkinkan Dr. Mackinnon, dari Washington University, St Louis, AS untuk menyelesaikan keseluruhan operasi.

Buku yang digunakannya, Pernkopf Topographic Anatomy of Man, dipandang sebagai contoh terbaik gambar anatomi di dunia karena warna dan rinciannya yang sangat kaya yang membuat anatomi terlihat lebih jelas.

Kulit, otot, tendon, syaraf, organ dan tulang digambar dengan rinci.

Buku yang sering kali disebut sebagai Atlas Pernkopf itu sudah tidak dicetak lagi dan buku bekasnya – yang terdiri dari beberapa edisi – bisa laku jutaan Rupiah di internet.

Meskipun mahal harganya, hanya sedikit orang yang bangga memamerkannya di klinik, perpustakaan atau di rumah.

Hal ini karena buku ini ditemukan bersama ratusan jenazah orang yang dibunuh Nazi. Ilustrasi pada ribuan halaman buku tersebut berasal dari potongan dan irisan tubuh mereka.

Para pengecamnya mengatakan buku itu dinodai masa lalu yang kelam dan sejumlah ilmuwan memperdebatkan etika penggunaannya.

Dr. Mackinnon mengatakan dirinya tidak nyaman terkait dengan asal-usul buku itu, tetapi penggunaannya sangatlah penting bagi seorang “ahli bedah yang beretika” – dan dia tidak bisa bekerja tanpa ilustrasi itu.

Rabi Joseph Polak – korban selamat Holokos dan profesor hukum kesehatan – memandang masalah buku tersebut adalah “masalah moral”, karena berasal dari “kejahatan yang sebenarnya, tetapi dapat digunakan untuk kebaikan”

Buku tersebut adalah proyek yang dikerjakan selama 20 tahun oleh tokoh Nazi dokter Eduard Pernkopf, yang berkarir di dunia akademis Austria karena mendukung partai Adolf Hitler.

Rekan-rekannya menggambarkannya sebagai seorang Sosialis Nasionalis “tulen”. Sejak 1938 ia mengenakan seragam Nazi setiap hari saat bekerja.

Ketika menjadi dekan sekolah kedokteran University of Vienna, Pernkopf memberhentikan semua akademisi Yahudi, termasuk tiga orang pemenang hadiah Nobel.

Tahun 1939, hukum Negara Jerman Ketiga (Third Reich) memastikan jenazah semua tahanan yang dihukum mati segera dikirim ke depertemen anatomi terdekat untuk tujuan penelitian dan pengajaran.

Saat itu, Pernkopf bekerja 18 jam per hari membedah jenazah, sementara tim seniman menggambar untuk bukunya. Kadang-kadang bagian anatomi begitu penuh oleh jenazah, sehingga eksekusi harus ditunda.

Dr. Sabine Hildebrandt, dari Harvard Medical School, mengatakan paling tidak setengah dari 800 ilustrasi di buku itu berasal dari tahanan politik. Di antaranya adalah para gay, lesbian, gipsi, pembangkang politik dan Yahudi.

Edisi pertama atlas diterbitkan pada tahun 1937. Ilustrasi buatan Erich Lepier dan Karl Endtresser dilengkapi dengan swastika dan dua kilat lambang SS.

Edisi berbahasa Inggris tahun 1964 bahkan tetap memasukkan berbagai hal termasuk simbol Nazi. Baru pada edisi selanjutnya lambang Nazi dihapus.

Ribuan atlas terjual di dunia dan diterjemahkan ke lima bahasa. Kata pengantar dan pendahuluan buku menyebutkan “ilustrasi yang mengesankan… dan karya seni yang sangat baik” tanpa menyebutkan masa lalu yang kelam.

Pada tahun 1990-an para mahasiwa dan akademisi mulai mempertanyakan orang-orang di balik atlas tersebut. Setelah sejarah diungkapkan, atlas tersebut berhenti dicetak pada tahun 1994.

The Royal College of Surgeons menyatakan atlas tersebut tidak digunakan di Inggris, meskipun disimpan di sejumah perpustakaan untuk tujuan sejarah.

Meskipun demikian survei bedah syaraf baru-baru ini menemukan 59% ahli bedah mengetahui Atlas Pernkopf, 13% di antaranya saat ini menggunakannya.

(BBC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here