BarisanBerita.com,- Israel dan Amerika belum mampu menghentikan pengaruh Iran di Timur Tengah. Kegagalan Intelijen dijadikan kambing hitam dalam memprediksi kemampuan negara Mullah.
Di depan kongres Amerika Serikat, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuding Iran sebagai “poros terror”.
“Dunia sedang bergejolak. Di Timur Tengah, poros teror Iran berhadapan dengan Amerika, Israel, dan teman-teman Arab kita,” ujarnya, dilansir CNN.
Netanyahu mengatakan diperlukan aliansi global untuk melawan rezim Iran, yang dianggap telah mendanai dan mendorong aksi protes anti-Israel di AS.
“Amerika dan Israel saat ini dapat menjalin aliansi keamanan di Timur Tengah untuk melawan ancaman Iran yang terus meningkat. Semua negara yang berdamai dengan Israel, dan semua negara yang akan berdamai dengan Israel, harus diundang untuk bergabung dengan aliansi ini,” ujarnya lagi.
Iran, kata Netanyahu, adalah “poros teror” yang ada di balik hampir semua pembunuhan sektarian di Timur Tengah. Dia berpendapat AS dan Israel harus bersatu melawan Teheran dan proksinya.
“Musuh kami adalah musuh kalian. Pertarungan kami adalah pertarungan kalian. Dan kemenangan kami akan menjadi kemenangan kalian,” kata dia, yang disambut tepuk tangan meriah di ruangan DPR AS.
Saat menyampaikan pidatonya di Kongres, ribuan pengunjuk rasa melakukan demonstrasi memprotes Netanyahu di luar gedung Capitol.
Massa datang membawa bendera Palestina dan berbagai poster. yang menyerukan gencatan senjata di Gaza serta penangkapan Netanyahu.
“Kami di sini untuk menunjukkan penolakan kami terhadap kedatangan penjahat Netanyahu ke ibu kota kami dan disambut oleh para politisi yang mengiriminya senjata untuk membunuh anak-anak di Gaza,” kata Karameh Kuemmerle, dari organisasi Doctors Against Genocide.
Aksi unjuk rasa ini diwarnai dorong-dorongan antara pengunjuk rasa dan polisi. Unjuk rasa juga diwarnai pembakaran patung Netanyahu oleh massa yang datang sambil membawa bendera Palestina.
Sejumlah pengamat menilai Israel gagal menghentikan pengaruh Iran di Timur Tengah, dengan keberhasilannya membuat masyarakat dunia tak lagi melihat kasus pembantaian yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu sebagai penyebab serangan negara zionis ke Palestina.
Hamas yang mendapat simpati dari Iran malah menarik banyak dukungan lewat perang media dengan Israel. Publik dunia kini menjadi oposan terhadap Israel.
(BBS/Bob/wo)