Tragedi Cinta: Surat Terakhir sang Tentara untuk Kekasih

0
1199
Ilustrasi
Cintanya berujung tragis lantaran maut memisahkan. Secarik surat mengungkap perasaan pada sang kekasih betapa ia sangat mencintainya.
Dia berharap surat itu tak pernah dibuka. Dalam kata-kata yang begitu memilukan, sang pahlawan perang di Irak itu menulis: “Aku berharap surat ini tak pernah sampai di pelukanmu, karena jika itu terjadi maka artinya aku telah tiada.”
Namun, surat itu kini telah terbuka setelah kematian yang tragis di medan perang, dari penulis surat tersebut, tentara bernama Lee Thornton.

 

Lee Thornton
Pada bagian luar surat itu, satu kalimat yang begitu pedih tertulis, agar surat ini disampaikan ke tunangannya, Helen O’Pray, (21 tahun),  “gadis impian” yang sangat dicintainya.
Lee Thornton tewas saat ikut berpatroli usai rekan akrabnya dihabisi pasukan perlawanan di Irak pada tahun 2006. Kepada tunangannya, Lee mengatakan,”Walaupun aku telah meninggal, tidak berarti aku tak bersamamu.”
Dia melanjutkan: ”Kau adalah detak jantungku, jiwa dalam tubuhku, dan kau adalah aku karena tanpa kamu, aku tak berarti apa-apa.”
Di penutup kalimatnya, Lee menulis: “Ketika kau merasa kesepian, pejamkan matamu, aku akan ada di sampingmu…Jangan lupa aku akan selalu melihatmu.”
Sang tunangan, Helen, baru saja mengikuti pelatihan guru ketika kabar tragis itu menghampiri dirinya. Perasaannya begitu remuk saat pria yang akan menjadi pasangan hidupnya, sudah meninggal. “Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan saya ketika membaca surat itu,” katanya. “Saya sangat mencintainya.”
Lee dan Helen
“Dia laki-laki yang baik, murah hati, dan memiliki semua yang dinginkan wanita. Saya rindu padanya, dan surat itu mengungkapkan betapa berartinya saya bagi Lee,” ungkap Helen.
Pasangan ini rencananya akan membangun rumah tinggal mereka di dekat Universitas Northumbria, tempat Helen kuliah. Mereka akan menikah pada tahun 2008 usai Lee menyelesaikan tugas militernya.
Keluarga dan Helen mendengar kabar tertembaknya Lee akibat sebuah tembakan mematikan, saat berpatroli di kawasan Basra Utara. Tubuh pria malang itu kemudian di bawa ke Jerman untuk mendapat perawatan.
Tragisnya, dokter tak bisa menyelamatkan nyawa Lee. Sebelum napasnya berakhir, Helen dan orang tua Lee sempat mendampingi tentara muda yang malang tersebut. Lee Thornton dinyatakan meninggal pada 7 Sepetember 2006.
Kronologis surat itu sampai ke Helen bermula ketika Lee memberikan surat itu secara rahasia kepada orang tua Helen, Eric dan Janette, ketika dia mengunjungi rumah mereka saat merayakan ulang tahun helen yang ke-21. Orang tua Helen tak tahu apa isi surat itu.
Tiga bulan kemudian, mereka menyampaikan surat itu ke putri mereka, dan terungkaplah betapa cintanya Lee pada Helen.
Lee Thornton adalah tantara dari resimen 12 pasukan artileri Kerajaan Inggris, yang secara sukarela ikut berpatroli di kawasan berbahaya di Kota Al Qurna, setelah rekan akrabnya, Kopral Stephen Wright tewas akibat bom jalanan.
Di mata ibunya, Karen: “Lee anak yang hebat, dan sangat setia. Dia sangat penolong pada teman-temannya.”
Pemakaman tentara Inggris
Sementara sang ayah, Mick menyebut Lee adalah pahlawan. “Setiap orang yang bertemu dengannya, akan tahu bahwa Lee adalah orang yang spesial. Kami tak akan bisa melupakannya,” ujarnya.
Bagi Helen, Lee tak akan pernah dia bisa dilupakan. “Saya tak bisa berkata-kata betapa saya kehilangan Lee. Dia adalah hidup saya dan saya tak akan melupakannya,” ungkapnya.
Komandan Lee, Letnan Kolonel Jon Campbell mengatakan, seluruh pasukan berduka atas kematian Lee yang rela ikut berpatroli di wilayah paling berbahaya di Irak tersebut.
Lee dimakamkan di kota kelahirannya di Blackpool, Inggris.
(DM/wo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here