Kisah Spionase: Seorang Wanita Pemikat untuk Sang Pengkhianat

0
1382

Pindah agama

Akhir tahun 1985, Mordechai Vanunu, diberhentikan dari Dimona. Itu bukan karena masalah aliran politik yang dipilihnya, tapi karena pemerintah Israel melakukan penghematan anggaran. Vanunu mendapat uang pesangon yang lumayan besar.

Kehilangan pekerjaan membuat pria ini frustasi. Dia menjual apartemen dan mobilnya, lalu memutuskan pergi ke luar negeri, dan berharap tak kembali ke negerinya itu.

Perjalanan Panjang dimulai. Vanunu ke Amerika, serta Eropa. Lalu langkahnya mengarah ke Timur Jauh, sambil memegang erat tasnya yang memuat kamera berisi foto bagian dalam gedung Unit 2 Dimona.

Reaktor nuklir Dimona

Vanunu berada di Yunani, Rusia Thailand, lalu Kathmandu Nepal.

Di Kathmandu, Vanunu bertemu gadis asal Israel dan Dia mengaku bernama “Mordy”.

Selesai di Nepal, Vanunu akhirnya berlabuh di Australia. Untuk biaya hidup, dia bekerja serabutan. Namun hatinya terasa sepi dan menderita.

Di lingkungan yang kental dengan prostitusi dan aksi kriminal, kaki pria Israel itu lalu menuju sebuah gereja.

Seorang pastor, John McKnight, menyambut Vanunu, dan melihat pria asing ini sepertinya memerlukan bantuan. Pertemuan itu juga membuka persahabatan antara keduanya, hingga Vanunu kemudian memeluk agama Kristen, meninggalkan agama Yahudi yang telah dipeluknya sejak kecil.

Dengan nama baptis “John Crossman”, Vanunu seakan mendapat pencerahan. Dan perubahan itu juga memutar keyakinan tentang negaranya, Israel. Ada rasa tak suka yang kemudian berujung pada pengkhianatan terhadap tanah airnya tersebut.

Menjual rahasia

Suatu saat dalam pertemuan sosial anggota gereja, Vanunu bercerita tentang tempat kerjanya di Dimona, sambil memperlihatkan sejumlah foto bagian dalam gedung rahasia tersebut. Namun, tak ada seorang pun yang mengerti dan merasa tak perlu memerhatikan cerita Vanunu.

Tapi, ada Oscar Guerrerro, pria asal Kolombia, seorang pengembara dan juga wartawan paruh waktu, yang tertarik cerita Vanunu. Oscar melihat betapa berharganya foto yang dimiliki pria asal Israel itu, dan menghayal akan meraup banyak uang dari informasi penting tersebut.

Bak gayung bersambut, keduanya setuju untuk menjual rahasia paling penting tersebut. Vanunu butuh uang, dan juga menganggap rahasianya itu bisa Dia gunakan untuk mendamaikan negara Arab dan Israel.

Keduanya lalu menuju sebuah lab foto di Sydney Australia, mencetak dua rol film yang dimiliki Vanunu.

Dengan harapan setinggi langit, Oscar dan Vanunu menawarkannya ke sejumlah surat kabar dan stasiun tv. Namun sayangnya, tak ada yang tertarik.

Putus asa. Lalu Oscar terbang ke Spanyol dan Inggris. Di negara terakhir, Oscar akhirnya beruntung.

Editor koran Sunday Times, tertarik mendengar cerita Oscar dan menilainya sebagai bakal berita yang bagus dan dramatis karena mengungkap rahasia reaktor nuklir Israel.

Meski begitu, pihak Sunday Times, bersikap sangat hati-hati setelah dibuat malu oleh skandal cerita yang menghebohkan. Koran ini pernah dicemooh setelah membeli sebuah cerita tentang “Hitler Diaries”, yang ternyata kemudian adalah palsu.

Sunday Time lalu memeriksa keaslian foto dan dokumen yang dibawa Oscar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here