“M” Wanita Agen CIA di Balik Terbunuhnya Osama bin Laden

0
1040
Identitas agen "M" tak akan pernah terungkap

In war it is not men, but the man, that counts—Napoleon Bonaparte

BarisanBerita.com,- Sepuluh tahun agen-agen CIA mencari jejak keberadaan teroris Osama bin Laden, perburuan yang hanya berdasarkan pada serpihan kecil petunjuk, membingungkan dan misterius.

“Wanita itu tak bicara sepatah katapun…namun air mata jatuh membasahi pipinya,” kata Matt Bissonnette, satu dari anggota US Navy Seals yang sukses membunuh Osama bin Laden, pada 2 Mei 2011. “Wanita ini menghabiskan 10 tahun lamanya memburu pria tersebut (Osama), dan mayatnya kini ada di bawah kaki wanita tersebut.”

Tapi identitas wanita yang menangis tersebut tak bisa diungkap, dan merupakan bagian dari tim luar biasa yang mengabdikan diri mereka dalam perburuan terbesar pada operasi rahasia CIA.

Namun sedikit tentang keberadaan mereka dapat dilihat dalam film Zero Dark Thirty.

Film Zero Dark Thirty yang mengungkap selintas identitas agen “M”

Untuk menyelubungi identitasnya, penulis menyebut wanita agen CIA ini dengan sebutan  M atau “Maya”.

Di usianya yang tiga puluh tahunan, Maya bergabung di CIA sebelum peristiwa pemboman menara kembar pada 9/11. Dia ditempatkan di Islamabad, Pakistan, dan bertugas di antara para agen perekrut untuk menghimpun sejumlah orang guna menjadi mata-mata.

Angkatan bersenjata Amerika saat itu menggencarkan perburuan terhadap Osama bin Laden di seluruh dunia. Maya dan timnya pun bertugas di balik layar untuk melakukan pencarian terhadap pria paling dicari tersebut.

Osama bin Laden yang tahu dirinya sedang diburu, memerintahkan anak buahnya untuk tidak menggunakan mobile phone dan email. Dia memakai kurir kepercayaan untuk mengirim pesan pada para wakilnya.

Lima hari sebelum kematiannya, sebuah surat yang belum terkirim untuk wakil Al Qaeda nomor tiga, Atiyah Abd al-Rahman, Bin Laden menulis,”Terbukti teknologi yang dimiliki Amerika tidak bisa menangkap satupun pejuang, kecuali jika kita melakukan kesalahan yang mengarahkan mereka (Amerika) pada kita.”

Namun Maya yakin, jika CIA mampu menditeksi orang-orang suruhan (kurir) maka mereka akan bisa mendekati lokasi Osama bin Laden.

Maya menyadap ribuan lalu lintas telepon dan menyaring gambar dari satelit pengintai, menganalisa hasil interogasi tahanan dan mencari petunjuk dari sejumlah informasi.

Dari hasil pekerjaan tersebut, satu tim ahli terorisme mulai mendapat gambaran tentang sosok yang menjadi kurir kepercayaan Osama bin Laden: Pria Pakistan Pasthun, seperti para pemimpin Taliban kebanyakan, lancar berbahasa arab, mampu menyebarkan informasi ke seluruh dunia, dan sangat setia pada Osama.

Maya mendapat gambaran lebih jelas dari hasil interogasi plus penyiksaan terhadap Mohammed al-Qahtani, salah satu pembajak pesawat. Dia dipenjara di Guantanamo. Hasil interogasi menyebut nama Abu Ahmed al Kuwaiti, yang menjadi pelatih bagi para pelaku teroris untuk berkomunikasi antarteman teroris.

Namun nama Abu Ahmed al Kuwaiti tak dikenal, hingga akhirnya Maya mendapat kepastian tentang identitas pria dengan nama tersebut.

Tahun 2007 CIA mempelajari nama asli Abu Ahmed al Kuwaiti yaitu Ibrahim Saeed Ahmed, warga Pakistan yang besar di Kuwait.

Namun temuan terpenting Maya adalah ketika pada Juni 2010, Ibrahim mengganti mobile phonenya. CIA bisa mengikuti arus lalu lintas komunikasi pria ini, meskipun Ibrahim selalu mematikan dan melepas baterei dari telephone tersebut.

Dengan menyadap telepon Ibrahim, CIA bisa memetakan lokasi di mana pria ini beraksi.

Ibrahim terdeteksi selalu mengendarai mobil jeep putih hingga menuju suatu permukiman di wilayah Abbotabad, Pakistan.

Maya lalu mendengar hasil sadapan atas telepon Ibrahim, yang mengatakan,”saya masih sama seperti sebelumnya,” yang dianalisa oleh agen CIA ini bahwa Ibrahim masih bekerja untuk Al Qaeda.

Penyerbuan atas komplek yang didiami Osama bin Laden itu akhirnya terjadi, dan menewaskan pria paling dicari oleh pemerintah Amerika tersebut.

Maya ikut dalam penerbangan menuju lokasi, namun kemudian dia menunggu di Afganistan, untuk memastikan mayat yang dibawa adalah Osama.

Akibat penyerangan dan penembakan yang mengakhiri nyawa Osama, banyak bagian tubuhnya rusak “dibantai” peluru Navy Seals.

Wartawan kawakan Seymour Hers mengatakan, sumber di Navy Seals menyebut, sebagian tubuh Osama dimasukan ke dalam kantong mayat, dan sebagian lainnya dibuang di atas pegunungan Hindu Kush, Afganistan.

Atas kemampuannnya, CIA menganugerahi Maya dengan penghargaan tertinggi. Dia juga mendapat promosi kenaikan jabatan dan kenaikan gaji yang luar biasa.

Pengarang buku The Black Hawk Down, Mark Bowden menilai keberhasilan perburuan tersebut,”yang paling hebat dari cerita tersebut bukan hanya tentang misinya, tapi juga bagaimana mereka bisa mengetahui lokasi Osama. Kekuatan intelijen dan kreativitas para agen terbukti bisa mengalahkan peluru meriam.”

(The Atlantis/Febri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here