Operasi Rahasia CIA & Mossad: Bunuh Maurice

0
600

Tiga perempuan cantik
Amerika dengan kemewahan sumber daya manusia dan teknologi, serta pasokan dana yang tak terhingga, kemudian memberitahu lokasi Mughniyeh pada Israel.

Di Suriah, Mughniyeh sering melakukan pertemuan dengan kaum radikal dari berbagai organisasi di gedung yang secara ketat dijaga pihak keamanan Suriah. Di Suriah juga, intelijen Amerika mendapati bahwa Mughniyeh sering mengunjungi tiga perempuan cantik yang disediakan petinggi Damaskus, untuk melepas kepenatan dan membuat rileks tubuh The Phantom.

Sayangnya, akibat tiga perempuan itu, kewaspadaan Mughniyeh mengendur. Dalam setiap kunjungan ke perempuan-perempuan itu, Mughniyeh tak pernah mau dikawal. Dia merasa dirinya aman di Suriah, sekaligus dia tak ingin “minatnya” pada mahluk-mahluk cantik tersebut menjadi rahasia umum.

“Dia (Mughniyeh) membuat kesalahan dalam menjaga keamanan dirinya,” kata salah satu komandan dalam operasi tersebut. “Pada akhirnya setelah bertahun-tahun, untuk seseorang yang dikenal paling waspada, kemudian menjadi terlalu percaya diri bahwa tak ada apapun yang bisa terjadi pada dirinya.”

Satu titik terlewatkan
Mossad sudah berkomitmen pada CIA untuk hanya menewaskan Mughniyeh saja, meski di lapangan hal itu menjadi tantangan yang sangat sulit dan memerlukan perencanaan yang sangat teliti.

Sejak diketahui posisinya, Mughniyeh seolah tinggal menunggu malaikat maut menghampirinya. Semua gerak gerik lelaki paling dicari itu terus diikuti.
Awalnya Mossad berencana membunuhnya dengan cara menaruh bom pada telepon selulernya. Membunuh musuh lewat telepon pernah berhasil dilakukan Mossad pada Yahya Ayyash pada tahun 1995. Namun untuk kali ini, cara tersebut batal dilakukan karena Mughniyeh terus mengganti teleponnya.

Pilihan terakhir diambil Meir Dagan, dia setuju dengan cara pembunuhan dengan menggunakan bom lewat pengatur jarak jauh. Cara ini dianggap lebih cepat dan tak memakan korban lain.

Pengawasan dilakukan Tim Mossad dan CIA, mereka menemukan titik lemah penjagaan atas Mughniyeh.

Sebelum naik mobil gagahnya, Mitsubishi Pajero SUV, pengawal Mughniyeh selalu memeriksa bagian dalam dan bawah mobil, untuk melihat apakah ada bom terpasang, namun mereka tak pernah memeriksa ban cadangan dengan kain penutup yang menempel di bagian pintu belakang.

“Kelemahan” ini tak disia-siakan Tim eksekusi. Dengan bantuan Amerika, Agen Mossad mengganti ban cadangan Pajero tersebut dengan ban yang sudah dipasang bom.
Mossad memutuskan akan meledakan bom saat Mughniyeh menghampiri mobilnya seorang diri.

Setelah berbulan-bulan menanti, tibalah waktunya. Di Februari 2008, Imad Mughniyeh keluar dari markas intelijen Suriah seorang diri. Dia ke lapangan parkir mendekati mobilnya. Buuummm…mobil meledak dan menghancurkan tubuh pria bernilai US$25.000.000 itu. Tak ada korban lain kecuali Imad Mugniyeh.

The Phantom akhirnya tewas.

*** Namun, ada pelajaran penting dari kasus Imad Mughniyeh. Paska tewasnya komandan terkenal itu, pihak Amerika dan Israel sampai sekarang tak pernah tahu siapa pengganti Mughniyeh. Kerahasian kelompok radikal Hizbullah hingga saat ini tak bisa ditembus kedua negara tersebut—mantan CIA Robert Baer.

(Sumber: Rise and Kill First by Ronen Bergman/Diazz, wo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here