Kursi Oposisi untuk PAN

0
1787
PAN saat kampanye.

Sikap kritis yang ditunukan PAN pada pemerintahan Jokowi, nampaknya membuat partai ciptaan Amien Rais itu sulit bergabung dengan Kabinet Jokowi terbaru.

Posisi opisisi nampaknya dianggap lebih cocok untuk PAN.

Pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari menilai Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menjadi faktor pertimbangan penting bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menentukan apakah PAN bergabung di kabinet Presiden Jokowi atau tidak. PDIP sebagai pengusung Jokowi, setuju dengan hal itu.

Pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari menilai ada beberapa faktor pertimbangan Jokowi jika mengajak PAN bergabung ke kabinet, yaitu, faktor pertama, Amien Rais yang masih memiliki jabatan di PAN sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN. Kemudian yang kedua, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan seringkali memiliki pandangan yang bersebrangan dengan Amien dalam menentukan sikap politik.

Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari, setuju dengan pandangan Qodari. Ia menyebut PAN sebaiknya berada di barisan oposisi, dan tidak perlu masuk ke dalam kabinet Jokowi periode kedua.

“Jadi tidak produktif gitu lho kalau masuk dalam kabinet, karena nanti seperti 2 kaki kan, dan kita sudah punya pengalaman itu. Jadi menurutku Mas Qodari obyektif, karena melihat preseden yang lalu. Sepanjang melihat sikap Pak Amien Rais yang oposan, dan kuat sekali mempengaruhi parlemen, karena kan ditakuti tuh, walaupun Ketua Umum Mas Zul, tapi kan anggota DPR PAN bergayung sambut dengan Pak Amien Rais, daripada dengan Pak Zul,” ujar Eva kepada wartawan, Rabu (16/10/2019) malam.

“Jadi nggak produktif (masuk ke dalam kabinet) menurutku, dan tiwas kikuk juga kan Pak Zul kalau anak buahnya kemudian ber-asimetris dengan beliau,” imbuhnya.

Eva juga mengungkit saat Jokowi memberi jatah kursi menteri ke PAN yang saat itu dijabat Asman Abnur sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), namun Amien terus mengkritik pemerintahan Jokowi. Menurut Eva, Amien juga memiliki peran penting di PAN dibanding Zulkifli.

“Sebetulnya kenapa Pak Jokowi ingin orang masuk kabinet, kan sebagai pembantu ya. Jadi seharusnya nggak ada oposisi ketika berani masuk ke dalam kabinet, tapi kan kasus PAN seperti periode lalu ketika mendapat 2 kursi, digasak terus-terusan sama Pak Amien Rais. Jadi, ini problem etika di dalam berkoalisi. Kalau Pak Zul selalu siap ya, tapi Pak Zul kan tidak berdaya terhadap Pak Amien Rais, sementara secara kultural Pak Amien kuat di dalam PAN,” katanya.

(Dtk)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here