P2TP2A Kab. Bogor Ajak Masyarakat Minimalisir Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

0
1252
Peserta pelatihan yang digelar P2TP2A

Bogor, Barisanberita.com,- Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bogor, ajak pengurus dan relawan perlindungan perempuan dan anak untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam menangani kasus kekerasan yang dihadapi, hal tersebut disampaikan ketua P2TP2A Wanoja Mitandang Kabupaten Bogor Euis K Hidayat, dihadapan peserta pelatihan, di hotel Gumilang Cipayung, Kamis (19/9).

Ibu dan anak rawan tindakan kekerasan.

Dikatakan, Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan keterampilan dalam menangani dan mengurangi kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Bogor, serta untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) P2TP2A baik pengurus dan relawan.

“Kami berharap pelatihan ini bisa memperluas jejaring, semakin banyak jejaring ini akan mempermudah kita mengurangi kasus kekerasan yang terjadi terhadap anak dan perempuan, Jejaring kita alhamdulilah sudah bertambah, di Cileungsi, Cibungbulang, Ciawi, dan Bojonggede”, ujarnya.

Sekretaris DP3AP2KB Kabupaten Bogor, Chaerudin Felani mengatakan, perempuan dan anak di Indonesia termasuk Kabupaten Bogor masih rawan menjadi korban kekerasan, tahun 2019 ini pihaknya bekerja sama dengan P2TP2A telah menangani kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 43 kasus, dan kekerasan terhadap anak sebanyak 73 kasus.

“Salah satu  solusinya adalah pencegahan agar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak terjadi, dengan cara meningkatkan kesadaran perempuan akan hak dan kewajibannya didalam hukum melalui pelatihan dan penyuluhan, selain itu, gerakan global “He For She” yang melibatkan kaum laki-laki dalam penyelesaian persoalan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak”, ujar Felani.

Menurutnya, dengan melibatkan kaum laki-laki diharapkan dapat memperkuat daya tahan ekonomi sosial perempuan dan anak melalui ketahanan dalam berkeluarga, oleh karena itu dibutuhkan sinergi semua pihak untuk bertindak menghentikan praktek kekerasan.

“Melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan peningkatan, pengetahuan, wawasan dan keterampilan, serta dapat meningkatkan kerjasama sehingga kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat diminimalisir dan diakhiri”, ujar Felani.

(ris)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here