Perempuan ini Menyesal Setelah Ganti Kelamin

0
1109
Keira Bell merasa tidak mendapat tantangan yang cukup atas keputusan yang ia buat ketika umurnya 16 tahun.

Seorang perempuan berumur 23 tahun menggugat klinik gender di pusat kesehatan Inggris NHS karena merasa tidak mendapat tantangan yang cukup ketika memutuskan perubahan kelamin yang dijalaninya.

Pengacaranya menyatakan anak-anak tidak bisa memberi persetujuan ketika menjalani terapi penghalang pubertas yang diterapkan menjelang perubahan gender.

Pihak klinik perkembangan identitas gender Tavistock (GIDS) menyatakan mereka selalu berhati-hati dengan terapi tersebut.

‘Tak cukup ditantang’

Keira Bell adalah penggugat tersebut. Ketika kecil ia sering disebut tomboi.

Ketika menjelaskan kenapa ia merasa butuh untuk mengubah indentitas gendernya, Keira menyebut hal itu terbangun bertahap seiring ia menemukan informasi daring tentang hal itu.

Lalu ketika ia menjalani rute medis, katanya, “satu hal menyebabkan terjadinya hal berikut”.

Ia kemudian dirujuk ke klinik perkembangan gender di Tavistock di usia 16 tahun.

Katanya, sesudah tiga kali pertemuan yang lamanya masing-masing satu jam, ia diberi resep ‘penghalang pubertas’ yang memperlambat perkembangan tanda-tanda pubertas seperti menstruasi dan tumbuhnya rambut-rambut di wajah.

Menurutnya, tidak ada penyelidikan yang cukup atau terapi diberikan sebelum ia sampai pada tahap itu.

“Seharusnya saya ditantang untuk usulan saya, atau klaim-klaim yang saya buat ketika itu,” katanya. “Dan saya pikir ini akan membuat perbedaan besar, seandainya kata-kata saya ketika itu ditantang lebih jauh”.

Apa itu penghalang pubertas?

Penghalang pubertas adalah obat-obatan yang bisa menunda pertumbuhan-pertumbuhan tertentu seperti payudara, menstruasi, rambut di wajah dan pecahnya suara.

Obat-obatan ini bisa diberikan kepada anak yang mengalami disforia gender, yang merasa jenis kelamin mereka ketika lahir tidak sesuai dengan gender mereka.

Terapi ini memberi cukup waktu untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan sebelum menjalani perubahan fisik seiring datangnya pubertas.

Sekalipun penghalang pubertas dinyatakan oleh NHS bisa dibalik, tetapi klinik perkembangan gender GIDS mengakui bahwa dampaknya terhadap perkembangan otak dan kesehatan psikologis tak sepenuhnya diketahui.

Setahun sesudah mengkonsumsi penghalang pubertas, Keira mengaku diberi hormon testosteron yang membuatnya berkembang seperti pria, seperti munculnya rambut di wajah dan suara berat.

Tiga tahun lalu, ia melakukan operasi untuk memotong payudaranya.

“Awalnya saya merasa lega dan bahagia, tapi seiring berjalan waktu, saya mulai merasa tak antusias lagi”.

‘Terlalu muda’

Keira berhenti mengkonsumsi hormon perubahan kelamin tahun lalu dan mengatakan ia kini menerima dirinya sebagai perempuan.

Namun ia marah mengenai apa yang telah terjadi pada dirinya dalam sepuluh tahun terakhir.

“Saya dibiarkan begitu saja mengikuti fantasi saya ketika remaja, dan ini berdampak ketika saya dewasa”.

“Saya sangat muda ketika itu. Baru saja melangkah menuju kedewasaan dan harus berurusan dengan beban perbedaan yang radikal ini – setidaknya dibandingkan orang lain”.

Pengacara Keira berpendapat anak-anak tidak bisa menimbang dengan baik dampak dari perawatan seperti ini pada hidup mereka di masa depan.

Termasuk, misalnya, dampak dalam soal kesuburan.

Dua belas tahun

Bekas staf di klinik GIDS menyatakan kekhawatirannya bahwa para remaja yang ingin menjalani perubahan gender diberi penghalang pubertas tanpa penilaian memadai atau tes psikologis.

Dinyatakan bahwa anak-anak usia 12 tahun juga menerima obat-obatan yang memblokir hormon yang mengarah pada perubahan dalam tanda-tanda pubertas.

Namun di sisi lain, staf ini mengakui paham mengapa para remaja yang datang ke klinik ini sangat tertekan dan putus asa ingin mengubah gender mereka.

Di sisi lain Keira menyatakan sulitnya ia menjalani proses pergantian kelamin ini.

“Saya akan bilang bahwa klinik ini membebaskan dari dari pikiran ingin bunuh diri dan depresi secara umum. Dan ketika itu saya merasa terbebas dari persoalan kesehatan mental dan disforia gender”.

Ia menggambarkan kehidupan keluarganya sulit. Ia juga percaya seandainya ia merasa lebih diterima oleh masyarakat ketika itu, ia tak berkeinginan mengubah gendernya.

Ditambahkannya, ia tak akan mendengarkan peringatan pada dirinya sendiri ketika ia masih muda.

“Saya rasa saya bisa bicara apa saja pada diri sendiri ketika berumur 16 tahun dan belum tentu saya dengarkan. Inilah poin kasus ini, ketika muda, kita tak mau sungguh-sungguh menyimak”.

“Maka menurut saya, lembaga seperti Tavistock harus memutuskan, mengambil langkah untuk membuat anak-anak lebih sadar apa yang mereka katakan. Karena keputusan macam itu mengubah hidup seseorang”.

Dr Polly Carmichael, konsultan psikologis klinis yang menjalankan GIDS memuji keberanian Keira menyatakan persoalannya ke publik. Namun ia menyatakan kliniknya sudah menjalankan proses penilaian yang menyeluruh.

‘Sungguh rumit’

Dr Carmichael menggambarkan pendekatannya sangat hati-hati, dan bilang bahwa mereka bekerja erat dengan anak-anak dan keluarga mereka untuk mencapai keputusan yang tepat, dengan hasil kurang dari separuh yang kemudian memutuskan untuk mengkonsumsi penghalang pubertas.

“Ini adalah area yang rumit dan melibatkan perasaan yang kuat di semua pihak. Di pusat persoalan ini adalah orang-orang muda yang datang kepada kami dalam keadaan sangat tertekan dalam hal diri mereka sendiri”.

“Kita bicara soal identitas di sini. Identitas diri, dan perasaan bahwa identitas gender mereka tidak cocok dengan tubuh mereka”.

Dr Carmichael yakin tinjauan hukum – jika ini dilakukan – akan menjadi kesempatan penting untuk memastikan bahwa bukti-bukti terkait perawatan dan kemampuan anak memberikan persetujuan telah diuji dengan menyeluruh.

“Ini adalah debat panas saat ini. Dan rasanya mundur sejenak serta meghadirkan pihak luar untuk menguji bukti-bukti dan perasaan orang terkait cara paling tepat untuk mendukung orang muda, akan menguntungkan bagi semua.

NHS Inggris menjadi salah satu pihak di dalam kasus hukum ini dan mereka telah mengumumkan melakukan tinjauan independen terhadap kebijakan terkait penghalang pubertas dan hormon pergantian kelamin. (BBC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here