Wabah Korona: Indonesia Bisa Belajar dari Jerman

0
895
Ilustrasi

Surga wisata yang kini tak lagi ramai dikunjungi wisatawan sejak terjadi pandemi COVID-19, membuat semua bisnis sektor pariwisata di Bali ‘babak belur’. Seorang warga negara asing (WNA) asal Jerman yang memiliki bisnis untuk keperluan anjing sebagai hewan piaraan, menceritakan kepada DW Indonesia bagaimana kegiatan ekonomi di Bali lumpuh imbas pandemi.

‘’Pada dasarnya karena tidak ada wisatawan di Bali saat ini, maka tidak ada pasarnya. Orang-orang tidak lagi membeli apapun kecuali makanan,’’ ujar WNA yang tidak bersedia disebutkan namanya ini.

Perempuan berusia 31 tahun asal Hamburg, Jerman ini mengatakan bahwa ia pun kesulitan membayar penuh gaji karyawannya imbas tidak adanya lagi pasar untuk usahanya. Bisnisnya yang menargetkan wisatawan asing sebagai konsumen karena barang-barangnya dijual dengan harga yang tinggi, untuk sementara terpaksa berhenti beroperasi.

Perempuan yang telah tinggal selama 2,5 tahun di Bali ini menceritakan bagaimana kehidupan di Bali berubah drastis sejak adanya pandemi. Ia melihat banyak laporan orang-orang yang sakit di bulan Desember hingga Maret. Menurutnya, mungkin saja Bali telah mengalami puncak pandemi karena keadaan telah lebih normal saat ini.

‘’Ketika saya lihat angka kasus di Indonesia saya pikir itu bukan jumlah asli orang-orang yang memang sakit, mungkin juga karena orang-orang yang sakit tidak pergi ke rumah sakit karena sistem kesehatan tidak terlalu bagus,’’ jelasnya kepada DW Indonesia.

Warga Jerman lebih khawatir ekonomi dibanding kesehatan

Ia sama seperti kebanyakan orang Jerman lainnya yang lebih mengkhawatirkan dampak ekonomi dibandingkan dengan pandemi itu sendiri. Menurut jajak pendapat yang dirilis perusahaan asuransi R+V, warga Jerman lebih khawatir tentang mundurnya ekonomi dibanding kondisi kesehatan.

‘’Saya tidak khawatir dengan pandemi, saya khawatir tentang bagaimana ekonomi akan terpuruk dan saya sudah bisa melihat banyak warga Bali yang kehilangan pekerjaannya dan apa yang dilakukan ,’’ ujarnya.

Ia merasa mungkin Indonesia bisa mencontoh penanganan di negara asalnya yang telah sangat baik menangani pandemi ini. Menurutnya Kanselir jerman Angela Merkel melakukan tugas yang tepat dengan berbicara kepada publik berdasarkan fakta dan data, serta setelah mendapatkan keterangan dari para peneliti, sehingga Merkel mendapat kepercayaan dari warga jerman.

Sementara, menurutnya pemerintah Indonesia kurang mengedukasi warga tentang bagaimana  melakukan pencegahan pandemi yang tepat di tingkat daerah.

‘’Jika pemerintah memberikan petunjuk yang jelas dan mengedukasi orang-orang, bagaimana virus ini menyebar, warga lokal akan lebih sadar. Namun mereka hanya mengikuti arahan banjar tanpa mengetahui fakta ilmiah,‘‘ katanya.

(Dw)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here