BarisanBerita.com,- Menyerang Rafah menjadi langkah lanjutan Israel untuk melumpuhkan Hamas.
Namun kekuatan Hamas sampai saat ini masih sulit dilemahkan, dan bahkan Israel beberapa kali melakukan kesalahan tempur di Gaza.
Upaya Negara zionis membuat Hamas lemah, akan kembali dilakukan dan kali ini di daerah Rafah, wilayah yang berbatasan dengan Mesir.
Namun, militer Israel akan sangat berhati-hati melakukan penyerangan di Rafah karena akan banyak dampak sampingan dari serangan militer ke wilayah itu.
Mantan petinggi militer Israel, Mayor Jenderal (purn) Yitzhak Brik mengatakan Hamas masih merasa perkasa dan kemampuan mereka untuk dekat bersama warga Palestina menjadi kekuatan gerakan perlawanan tersebut.
“Mereka (Hamas) merasa masih sangat kuat. Mereka rela mengorbankan rumah-rumah dan nyawa, dan sepertinya kita belum mau meruntuhkan mereka. Karena itu, upaya pelepasan sandera masih belum maksimal tercapai sebab Hamas punya banyak waktu untuk mengulurnya. Bahkan untuk melemahkan Hamas, kita belum lakukan upaya itu. Hamas masih terus berusaha eksis,” kata Brik.
Rafah
Sementara niat Israel menyerang Rafah, kata Brik, akan bersinggungan dengan sensitifitas Mesir, dan Israel tak cukup punya pasukan untuk menjaga wilayah itu tetap kondusif.
“Akan ada masalah besar dengan Mesir. Mereka tak akan tinggal diam jika Israel melakukan penyerangan dan berakibat pada melintasnya massa melewati Sinai. Mereka akan membatalkan perdamaian dengan Israel,” ujar Brik.
Meski Mesir adalah negara miskin, namun militer mereka terkuat di Timur Tengah. Mesir punya 4.000 tank, 2000 tank diantaranya adalah tank modern. Ratusan pesawat tempur, dan Angkatan Laut mereka merupakan yang terbaik.
“Selama bertahun-tahun mereka membangun jalan jalur cepat menuju Sinai. Israel menjadi targetnya. Maka jika mereka membatalkan perdamaian, Israel bakal menjadi musuh utama. Dan Israel tak punya cukup tentara untuk melawan mereka,” ungkap Brik.
(Jerusalem Post/Bobby, wo)
