Heboh Skandal Spionase China

0
803
Iilustrasi

Yang Hengjun, seorang novelis warga Australia yang ditahan di Beijing dan menghadapi tuduhan spionase pernah mengaku pernah bekerja sebagai agen mata-mata Cina, menurut surat rahasia yang dia tulis kepada seorang pendukungnya pada 2011.

Dalam surat yang dia tulis kepada mantan dosennya, Yang mengungkapkan bahwa dia telah bekerja untuk Kementerian Keamanan Negara Cina selama satu dekade sejak tahun 1989, termasuk di Hong Kong dan Washington, sebelum pindah ke Australia.

Pria berusia 55 tahun, yang menjadi blogger pro-demokrasi terkenal, menghadapi 10 tahun atau lebih penjara setelah otoritas Cina menuduhnya membahayakan keamanan nasional dengan bergabung atau menerima misi dari organisasi spionase tak dikenal, kata Feng Chongyi, sarjana liberal di Sydney yang dikirimi surat itu oleh Yang, menurut laporan Reuters, 21 Oktober 2020.

Yang sebelumnya telah menyatakan tidak bersalah, dengan mengatakan bulan lalu, “Saya tidak akan pernah mengakui sesuatu yang belum saya lakukan.”

Feng mengungkapkan rincian surat tentang masa lalu Yang sebagai mata-mata Cina untuk pertama kalinya, yang telah dikabarkan di kalangan pembangkang Cina di luar negeri, sebagai langkah pencegahan untuk melawan potensi kesalahan informasi pada persidangan Yang atas kegiatan mata-mata untuk negara lain.

Klaim Yang bahwa dia adalah mata-mata Cina dan beberapa detail lain dari suratnya belum dapat diverifikasi.

Kementerian Luar Negeri Cina merujuk pada pernyataan yang dibuatnya pada 12 Oktober, ketika seorang juru bicara mengkonfirmasi Yang telah didakwa atas tuduhan spionase pada 7 Oktober, dan bahwa sidang pertama kasus itu sedang berlangsung.

“Pihak berwenang Cina yang relevan menangani kasus ini dengan sangat sesuai dengan hukum dan hak hukum Yang Jun dilindungi sepenuhnya,” kata juru bicara Zhao Lijian pada saat itu.

Sementara pemerintah Australia merujuk pernyataan Menteri Luar Negeri Marise Payne pekan lalu bahwa Australia tidak melihat bukti yang mendukung tuduhan spionase terhadap Yang.

Pengacara Yang di Beijing telah dilarang berbicara tentang persidangan kepada media oleh otoritas Cina.

Kasus ini menggarisbawahi apa yang para pendukung Yang gambarkan sebagai tindakan keras terhadap suara-suara liberal di Cina sejak 2016 di bawah Presiden Xi Jinping dan terjadi pada saat hubungan diplomatik antara Australia dan Cina memanas.

(Tmp)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here