Menunggu Risma Pimpin Jakarta

0
761
Risma

“Kalau dihantam isu politik identitas, Bu Risma pakai jilbab. Jadi itu menjadi pertandingan yang menarik dan itu bisa menjadi penentu karir Anies Baswedan. Kalau dia (Anies) kalah di 2022, mimpi 2024 akan terkubur lebih cepat,” ungkap Hurhanuddin Muhtadi.

Jakarta, BarisanBerita.com,- Hanya karena menengok warga yang tinggal di bawah jembatan Jakarta, Risma langsung direspon kanan-kiri. Dari nada positif hingga nyinyir membuat posisi mantan Wali Kota Surabaya itu mulai menjadi sorotan, seperti yang pernah dialami Jokowi dulu.

Gaya blusukan Risma memang dikenal sejak dirinya memimpin Kota Surabaya, namun karena saat ini namanya makin moncer dan digadang-gadang untuk maju di Pilgub DKI 2022, maka “kecurigaan” kelompok lawanpun makin kencang.

Risma blusukan

Namun gaya Risma mulai dikritik banyak pihak karena posisinya sebagai Menteri Sosial, yang seharusnya tak melulu care soal Jakarta.

Dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai Risma telah membuang-buang waktu lewat blusukan. Menurut Hendri, masih banyak pekerjaan rumah Kemensos yang menanti dirinya dan harus segera dibenahi. “Bukan blusukan ini jelek, tapi Bu Risma ini perlu ingat, ia menggantikan menteri yang korupsi, yang berasal dari partai yang sama, PDIP,” ujar Hendri seperti dilansir Tirto, Rabu pekan lalu.

Sementara, Pengamat Politik Universitas Airlangga Surabaya Fahrul Muzzaqi menilai gaya lama Risma ini hanya pencitraan untuk kepentingan politik tertentu. “Sambil menunggu langkah strategis, [blusukan] ini bagian dari menunggu, setidaknya ada yang ditampilkan di media,” kata Fahrul menjelaskan strategi blusukan seorang pejabat.

Persoalan blusukan Risma jadi polemik karena berawal dari Jakarta, wilayah administrasi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menengarai kepentingan Risma rajin blusukan adalah unjuk gigi di hadapan Anies untuk menjelang kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2022. “Lagi saling bersaing. Lagi saling adu kuat. Bisa saja Risma sedang dipersiapkan PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta di tahun 2022. Jika Pilkadanya diadakan di 2022,” ujar Ujang

Sementara, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai apabila Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2020, maka pertarungan yang menarik akan terjadi.

“Bu Risma belakangan ini menguat, dan saya kira PDIP akan mencermati jeli. Kalau dia (Risma) diajukan ke Ibu Kota, itu menarik,” kata Burhanuddin saat ditemui di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2019).

Burhanuddin juga mengatakan, PDIP akan mendapatkan keuntungan jika mengusung Risma maju ke Pilkada DKI Jakarta pada 2022.

Menurutnya, Risma terbukti sukses menjadi Wali Kota di Surabaya.

“Tentu PDIP mendapat insentif positif karena bagaimanapun Bu Risma kader PDIP yang terbukti sukses di Surabaya,” ucapnya.

Burhan mengatakan PDIP juga akan kebal apabila dihantam isu politik identitas.

Terlebih, ia menyebut jika Risma merupakan sosok berpotensi sebagai penentu karir politik Gunernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

“Kalau dihantam isu politik identitas, Bu Risma pakai jilbab. Jadi itu menjadi pertandingan yang menarik dan itu bisa menjadi penentu karir Anies Baswedan. Kalau dia (Anies) kalah di 2022, mimpi 2024 akan terkubur lebih cepat,” ungkapnya.

“Bu Risma bisa menutupi kelemahan Ahok, dari sisi kapasitas dan rekam jejak, sama-sama punya pengalaman di pemerintahan, tapi kalau di sisi gender tidak berdampak signifikan dari agama,” tambahnya.

(Dtk, BBS)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here