Dampak Virus Korona, Jumlah Wisatawan di Bali Menurun Drastis

0
870
Para penumpang, sebagian besar wisatawan asing, dengan mengenakan masker tiba di terminal kedatangan bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali (4/2).

Tepat seminggu setelah pemerintah Indonesia menghentikan sementara penerbangan dari dan ke China daratan Rabu lalu (5/2) karena perebakan virus korona, sektor pariwisata Bali yang menjadi penyumbang terbesar devisa untuk pariwisata Indonesia mulai merasakan dampaknya. Jumlah wisatawan di salah satu tujuan wisata popular di dunia ini menurun drastis.

Wisatawan China merupakan wisatawan asing terbesar kedua bagi Bali. Dihubungi VOA melalui telpon Selasa pagi (11/2), Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, mengatakan pada tahun 2019, dari 6,3 juta wisatawan mancanegara sebanyak 1.185.519 (sekitar seperlimanya) berasal dari China.

“Setelah perebakan virus korona ini khusus untuk wisatawan China memang mengalami penurunan, kontribusi dari penurunan wisatawan China itu adalah 20 % dari jumlah keseluruhan tersebut. Yang terkena dampak itu memang hotel, biro perjalanan wisata, pemandu wisata, tujuan wisata yang menjadi pasar China,” kata Putu Astawa.

Pemerhati pariwisata yang juga mantan Presiden Direktur PT. Hotel Indonesia Natour, Herry Angligan, mengatakan ketergantungan Bali akan wisatawan China membuat pariwisata Bali beresiko.

“Dua perusahaan atraksi air ditutup karena 100 persen tamunya dari China,” ujar Herry.

Situasi ini semakin diperparah dengan penurunan wisatawan non-China yang terbang dengan maskapai penerbangan lain, sebagaimana dikatakan General Manager Bandara Internasional Ngurah Rai, Herry Sikado.

Load factor sekarang yang rata-rata ke Bali kalau kita rata-ratakan jumlah penumpang yang ada sekarang dengan jumlah airline yang ada , kurang lebih load factornya hanya terisi 60 %,” tutur Sikado.

Kondisi ini juga mempengaruhi hunian hotel-hotel berbintang lima dan empat di seluruh Bali, yang sebenarnya bukan menjadi pasar utama wisatawan murah China, sebagaimana disampaikan General Manager Ubud Green Villa, Made Sukarja.

“Beberapa negara khawatir Indonesia dekat dengan China, mereka ketakutan, jadi secara umum ada penurunan wisatawan 50 %, beberapa daerah masih tetap tetapi umumnya turun 50%,” ungkap Made Sukarja.

(VOA)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here