Dan Gelapnya Sebuah Pengkhianatan

0
169
Lukisan kematian Julius Cesar yang dilakukan oleh para pengkhianatnya

“Et tu, Brute?”
― William Shakespeare , Julius Caesar

BarisanBerita.com,- Hari-hari ke depan nampaknya akan menjadi sulit bagi seorang Anies Baswedan, calon presiden dari partai Nasdem karena Dia tak cuma bakal menghadapi beratnya perjalanan kampanye, tapi juga yang terberat adalah menghapus label “pengkhianat” yang kini disandangnya dengan sangat erat.

Label itu bukan sembarang orang yang menasbihkannya, tapi seorang kawan seperjalanan dalam menuju Pilpres 2024 mendatang. SBY bersama Demokrat dengan amarah menyandangkan status gelap itu ke Anies tanpa ampun.

Batalnya AHY menjadi Bacapres Anies, akhirnya membuka sedikit demi sedikit wajah politik yang banyak disiniskan orang sebagai “merebut kekuasaan dengan wajah penuh lumpur kegelapan”. Publik dipertontonkan bagaimana rasa hormat dan etika tak dianggap sebagai bagian sangat essential dari sebuah perjuangan. Semua diterabas bak banteng amarah.

Saat ini Tim Anis nampaknya harus terlebih dahulu “mencuci bersih stiker pengkhianat” yang ramai disorot masyarakat paska menjadikan Cak Imin sebagai Bacawapresnya.

Upaya bersih-bersih itu dimulai dari upaya klarifikasi Sudirman Said sebagai juru bicara Anies.

Sudirman Said mengatakan jika tidak bisa bekerja sama, masih ada agenda besar negara yang bisa diselesaikan secara bersama. Ia mengatakan jalan masih terbuka lebar untuk Pemilu 2024.

“Kita semua menyadari bahwa pemilu dan pilpres hanyalah satu fragmen pengelolaan bangsa dan negara. Bila dalam pemilu belum bisa bekerja sama, masih banyak agenda-agenda besar yang dapat mempertemukan kedua tokoh muda ini,” ujar Sudirman.

“Bila pun karena satu dan lain hal, takdir tetap membawa keduanya untuk tetap bekerja sama dalam Pemilu 2024, jalan masih terbuka lebar,” pungkasnya.

“Saya melihat kedua tokoh muda yang saya kenal baik, Mas AHY dan Mas Anies Baswedan adalah generasi baru pemimpin Indonesia yang cerdas, santun, visioner, dan tetap menjunjung etika dan integritas,” kata Sudirman.

“Yang terjadi di antara keduanya bukanlah tindak pengkhianatan satu sama lain, melainkan niat baik dan komitmen bekerja sama yang belum bertemu momentum,” sambungnya.

Meski demikian, Sudirman menyebut kedua tokoh ini memiliki keterbatasan. Ia mengatakan Anies bukanlah pengurus atau kader dari partai tertentu, oleh sebab itu Anies tak memiliki kuasa untuk memutuskan.

“Keduanya memiliki keterbatasan dalam mewujudkannya, terlebih Mas Anies yang bukan pengurus atau kader partai tertentu, sehingga tidak punya daya paksa untuk memutuskan apa yang sudah menjadi pilihannya,” kata Sudirman.

Itu belum selesai karena Anies pun mulai membantah tentang dirinya disebut berkhianat selain kepada AHY tapi juga kepada Prabowo.

“Dilabeli (pengkhianat) bukan berarti kita melakukan. Itu kan persepsi yang coba dimunculkan tetapi fakta ini, fakta yang boleh diuji dalam sejarah,” jawabannya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menegaskan hingga saat ini tetap menghormati  Prabowo Subianto. Kepada Partai Demokrat, Anies menyinggung agenda perubahan bukanlah bagi-bagi posisi.

“Saya melakukan penjelasan ini sebagai sesuatu yang terpaksa dikerjakan karena ada informasi yang tidak lengkap tidak akurat. Tetapi menurut saya, sudah ini tidak akan pernah selesai. Kata dia, kata saya, tetapi fakta ini jelas,” demikian Anies Baswedan.

Sebelumnya, Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menjelaskan alasan menyinggung partai pengkhianat dalam koalisi pendukung Anies Baswedan.
Andi menyebut Demokrat khawatir terhadap nasib Anies dalam Pilpres 2024 lantaran 24 lembaga survei memperlihatkan elektabilitas Anies paling bawah dari tiga kandidat capres yang ada. Sementara KPP malah terlihat adem ayem dan tidak menunjukkan kegelisahan.

“Jadi kami mengkhawatirkan jangan-jangan ada yang ingin mengkhianati koalisi ini. Karena sebetulnya harus sudah ada tindakan yang drastis yang dilaksanakan, dan untuk mengubah keadaan,” kata Andi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (23/8).

Andi melanjutkan selama ini banyak pihak yang salah tafsir bahwa desakan Demokrat kepada Anies untuk segera mengumumkan nama cawapresnya adalah untuk kepentingan partai. Hal itu lantaran nama Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk dalam jajaran bursa.

Padahal menurutnya deklarasi cawapres Anies adalah salah satu cara untuk menaikkan elektabilitas yang sampai saat ini belum kembali menunjukkan peningkatan yang signifikan, bahkan cenderung terus merosot.

“Kita ini ingin menang, kalau membiarkan kalah untuk apa berkoalisi begitu. Jadi kita pastikan akan mengevaluasi, kalau sampai tidak ada upaya dari elite-elite partai ini untuk bicara segera strategi itu, kalau tidak ya tolong tunjukkan strategi apa yang paling jitu saat ini,” kata dia.

Andi pun berpendapat dengan belum adanya kepastian dalam KPP terkait cawapres, maka dapat membingungkan para pendukung Anies yang menginginkan perubahan. Masyarakat dan juga kader tiga parpol di KPP jadi seperti terombang-ambing tidak jelas.

Dengan demikian, Andi menyebut perihal dirinya yang menyinggung soal pengkhianat dalam koalisi adalah buntut dari rangkaian kegelisahan yang dialami oleh dirinya dan Demokrat belakangan ini.

“Jadi saya tidak menunjuk satu partai pun yang berkhianat. Tapi kalau dalam strategi taktik politik, ini akan bisa terjadi pengkhianatan, begitu,” ujar Andi.

Dalam unggahan dalam akun @Andiarief__ di aplikasi X, Selasa (22/8) lalu, Andi Arief menyinggung partai pengkhianat dalam koalisi pendukung Anies Baswedan. Ia a tak menyebut siapa partai yang dimaksud. Akan tetapi, Andi menyebut Demokrat akan setia dengan PKS.

Meski masih belum pasti kala itu yang dimaksud Andi tentang siapa yang menjadi pengkhianat, akhirnya publik terkaget-kaget ketika Partai Demokrat merasa kecewa karena bacapres Anies Baswedan telah menyetujui kerja sama antara PKB dengan NasDem. Demokrat bilang ini sebagai bentuk pengkhianatan.

“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan.” kata Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangannya, Kamis (31/8).

(BBS/Bowo, Bobby)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here