FPI Dilarang, Kemana Anies Akan Bersandar?

0
838
Anies dan Jokowi (foto: jawapos)

Jakarta, BarisanBerita.com,- Kemenangan Anies saat Pilgub DKI 2017 lalu tak lepas dari dukungan Front Pembela Islam (FPI). Namun, paska pelarangan kelompok keras itu, kemanakan Anies akan mencari dukungan untuk melanjutkan karir politiknya?

Kedekatan Anies dengan Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Shihab, nampak terlihat ketika dirinya langsung bersua dengan orang yang selama ini solid mendukungnya.

Anies langsung bertemu sang Ketua ketika tiba satu jam dari Bandara Soekarno-Hatta, November 2020 lalu.

Pertemuan Anies dan Rizieq diketahui lewat unggahan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain di Instagram. Zulkarnain melalui akun Instagram @tengkuzulkarnain.id menuliskan tentang persahabatan dalam unggahan foto tersebut.

Kedekatan keduanya mulai tampak kala Anies hadir di markas FPI sebagai pembicara dalam sebuah seminar di Petamburan, 1 Januari 2017. Dalam pertemuan saat itu, Anies sekaligus membantah sejumlah fitnah yang sempat ditujukan kepadanya.

“Pak Anies ini kerap mendapatkan fitnah, lengkap sudah. Maka dari itu kami berikan kesempatan pada beliau untuk menjawab,” kata Rizieq kala itu.

Dalam pertemuan tersebut, Anies menjelaskan bahwa dirinya kerap dituding sebagai Syiah dan tokoh Jaringan Islam Liberal, bahkan ada yang menyebutnya berpaham Wahabi. Dalam kesempatan itu, dia membantah semua tuduhan tersebut.

“Aneh benar, masak satu orang difitnah Syiah sekaligus Wahabi, padahal mereka kan musuhan,” ucap Anies.

Seperti dipublis CNNIndonesia.com, proses Pilkada DKI 2017 ketika itu diwarnai dengan pelbagai unjuk rasa ormas Islam menyusul pernyataan calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dianggap menistakan Islam. Setelah video berisi ucapan yang mengutip surat Al Maidah ayat 51 viral di media sosial, Ahok mendapat banyak kecaman.

Pernyataan Ahok itu memantik aksi demonstrasi bertajuk Aksi Bela Islam yang digawangi ratusan anggota FPI di bawah kepemimpinan Rizieq Shihab. Aksi ini dilakukan berjilid, mulai 14 Oktober 2016, 4 November 2016 atau yang dikenal aksi 411, hingga 2 Desember 2016 atau Aksi 212.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera membeberkan, strategi memenangkan Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017 salah satunya adalah dengan menunggangi Aksi 212 yang sedang menguat.

Mardani yang berperan sebagai ketua tim pemenangan Anies-Sandi saat itu menceritakan, ada dua hal yang mereka manfaatkan ketika Aksi 212 tengah menjadi perbincangan publik. Strategi pertama adalah mengubah penampilan Anies-Sandi.

Mardani mengenang, saat itu Anies-Sandi tidak memakai peci untuk foto kertas suara. Namun, ia dengan tegas meminta keduanya mengambil foto baru dengan peci.

“Akhirnya di tiga pasang itu, yang pakai peci cuma Anies-Sandi, karena kami melihat ada suara baru,” kata Mardani kala itu.

Namun demikian, Mardani menegaskan tim yang ia pimpin dalam Pilkada DKI selalu menghindari isu SARA dan hanya berfokus dalam tiga pembahasan, yakni OK OCE, DP Nol Persen, dan KJP Plus atau Kartu Jakarta Pintar Plus.

Strategi kedua adalah dengan menemui Rizieq Shihab. Kendati, saat itu Mardani membantah jika pertemuan Anies dan Rizieq dilakukan untuk meminta dukungan atau membicarakan kasus penistaan agama yang mendera Ahok.

Dalam pertemuan tersebut, menurut Mardani, baik Anies dan Rizieq memiliki pandangan yang sama soal isu reklamasi yang saat itu sedang santer.

“Ternyata ketemu di titik Anies antireklamasi, Habib antireklamasi. Kalau ada orang dukung ya monggo,” tutur dia.

Hasilnya, Anies-Sandi menang menjungkalkan Ahok dalam Pilkada yang dianggap banyak pihak sebagai pertarungan berbau SARA.

Namun, paska dilarangnya FPI oleh pemerintah, maka banyak pihak bertanya tentang kelanjutan karir politik Anies, yang kadung dekat gerakan kelompok garis keras.

Waktu yang akan menjawab.

(BBS/wo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here