Kejamnya Perang: Demi Hemat Amunisi, Nazi Gunakan Satu Peluru untuk Tewaskan Ibu dan Anak

0
798
Seorang serdadu Nazi Jerman menembak ibu dan anak.

Saat perang terjadi, Hukum pun senyap tak berdaya” (Marcus Tullius Cicero)

Di lembah Babyn Yar, di Ukraina, sejarah kelam dan kejam Nazi terungkap. Sekitar 33.000 jiwa hilang dibantai serdadu Hitelr tersebut, Korbannya adalah kaum Yahudi, Gipsi dan tahanan Rusia.

Di lubang di lembah yang berisi ribuan mayat tersebut kemudian ditimbun tanah dan bebatuan, sedangkan korban luka dikubur hidup-hidup.

Pembantaian di Lembah Babyn Yar, Ukraina.

Di persidangan militer di Nurenburg, Jerman, paska Perang Dunia Kedua, terungkap adalah mantan Komandan pasukan elit SS, Paul Blobel, yang memerintahkan pembantaian itu. (Paul Blobel kemudian dihukum gantung atas tuduhan kejahatan atas kemanusiaan).

Paul kemudian menjelaskan bagaimana proses penghilangan nyawa dilakukan secara brutal dan sangat kejam. Dia pun menceritakan, untuk menghemat peluru, maka pasukan Nazi membunuh dua orang dengan satu peluru.

Seperti terlihat dalam foto, seorang serdadu menembak bagian belakang seorang wanita yang sedang memeluk bayinya. Sebuah peluru kemudian menewaskan ibu yang malang  bersama sang bayinya.

Antara tanggal 29 hingga 30 September 1941, diperkirakan sebanyak 33,771 orang Yahudi, sebagian besar wanita, anak-anak dan orang tua dimatikan dan dikubur di lembah Babyn Yar.

Sebagian orang tak tahu di lembah inilah untuk pertama kalinya Nazi melakukan pembantaian etnis, dan bukan di Auschwitz. Dan pembantaian tersebut makin meluas karena Hitler paham bahwa dunia luar tak tahu apa yang dilalukan oleh pasukannya.

Ketika Jerman menyerang Rusia dan akhirnya harus mengakui kekalahan, maka para komandan memerintahkan agar para serdadu menghilangkan barang bukti, termasuk pembantaian yang mereka lakukan. Semua bukti termasuk mayat korban pembantaian, dibakar habis.

Lembah Babyn Yar hampir saja dilupakan jika tak ada bantuan ahli kepolisian dari Scotland Yard, Inggris. Berkat mereka, hampir sebagian besar data korban bisa diketahui, dan mereka  yang kehilangan anggota keluarganya, kini bisa mengetahui apakah sebagian korban adalah bagian dari mereka.

(Daily Mail/Wo)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here