Sup Malohia Makanan Mesir Penambah Gairah Perempuan

0
621
Lukisan perempuan Mesir masa lampau

BarisanBerita.com,- Mesir bukan hanya punya tokoh Firaun, tapi juga makanan berkhasiat warisan masa lampau. Seperti sup Malohia yang dipercaya bisa menambah gairaih seks bagi kaum perempuan, seperti dipublikasikan BBCIndonesia.com.

Dijuluki “makanan raja”, sup kental hijau sederhana yang disebut molokhia ini pernah dilarang di Mesir karena dugaan memiliki efek menambah hasrat seksual.

“Makanan ini mudah ditelan, jadi ibu-ibu Mesir memberi makan bayi mereka molokhia setelah menyusui,” kata Emad Farag, seorang karyawan di The St. Regis Cairo, saat saya menyeruput sesendok lagi sup misterius berwarna lumut itu.

Sup Malohia

Dari semua makanan yang saya bayangkan disajikan di hotel baru paling mewah di Kairo itu, “makanan bayi mewah” tak terlintas di pikiran saya.

Namun ramuan unik bergetah ini bukanlah makanan bayi biasa.

Diucapkan “mo-lo-h-i-a”, tetapi dieja dengan cara yang tak terhitung banyaknya, sup hijau sederhana itu pernah menjadi “makanan raja” karena dianggap memiliki kekuatan penyembuhan.

Berasal dari kata mulukia, yang berarti “milik bangsawan”, legenda mengatakan bahwa sup yang bisa menyembuhkan itu terbuat dari tanaman molokhia itu berjasa menyembuhkan seorang penguasa Mesir hingga kembali sehat pada abad ke-10.

Maka, makanan itu diperuntukan bagi para Firaun dan keluarga kerajaan.

“Sejauh Anda dapat melacak akarnya, orang makan apa yang lokal, dan apa yang lokal di sepanjang Sungai Nil adalah molokhia,” kata sejarawan makanan sekaligus penulis makanan untuk kesehatan Michelle Berriedale-Johnson.

Sampai hari ini, 95% orang Mesir tinggal di sepanjang tepi sungai yang memberi kehidupan dan delta berbentuk busur.

“Mereka makan ful (sup kacang fava hangat) dan molokhia di zaman fir’aun, dan mereka makan dan molokhia sekarang, karena itulah yang tumbuh dan sesuai dengan pola makan dan iklim mereka,” lanjut Berriedale-Johnson.

“Anda akan mendapatkan gambar daun itu di beberapa lukisan makam,” katanya.

Terekam di makam

Dalam buku Treasure Trove of Benefit and Variety at the Table: A Fourteenth-Century Egyptian Cookbook, penulis Nawal Nasrallah menulis: “Orang Mesir kuno tidak meninggalkan resep kuliner, tetapi sisa makanan di makam mereka dan mural peti mati, yang menggambarkan kue dan makanan lainnya, juga kegiatan mengolah makanan, menunjukkn tingkat kecanggihan mereka dalam membuat makanan…”

Meskipun pasokannya berlimpah, molokhia tidak selalu tersedia untuk umum.

Menurut cerita rakyat, Khalifah Kairo (salah satu penguasa Mesir dari dinasti Fatimiyah abad ke-10) melarang konsumsi sup kental itu karena dugaan efek afrodisiak, atau meningkatkan hasrat seksual, pada perempuan.

Bukan lagi peninggalan firaun, sekarang ini molokhia adalah makanan pokok setiap keluarga di Mesir.

Sementara hidangan nasional resmi adalah koshary (campuran nasi vegetarian, buncis, makaroni, dan lentil), kebanyakan orang Mesir menganggap molokhia sebagai makanan simbol negara.

Hidangan rumahan dengan rasa yang bersahaja ini biasanya disantap malam hari – dipadukan dengan nasi, roti, atau daging.

Namun, beberapa puritan (dan anak-anak) akan mengkonsumsi molokhia saja, sebagai sup makan siang.

Ini juga merupakan menu reguler di restoran Mesir seperti El Prince Kairo di Talaat Harb Street.

“Ini bukan sayuran yang mahal,” kata Farag.

“Molokhia adalah makanan untuk si kaya dan si miskin.”

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology mengungkapkan bahwa daunnya bahkan dapat mencegah peradangan usus dan obesitas.

Molokhia kaya dengan Vitamin C, E, potasium, zat besi dan serat.

“Molokhia juga mengandung karotenoid antioksidan dan elemen antioksidan tertentu, membuat tambahan yang lengkap dan sangat bermanfaat untuk diet Anda,” kata ahli gizi anak yang berbasis di Kairo, Mai Amer.

(BBS)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here