FBI Files: Ted Bundy, Tampan Namun Dia Binatang Pembunuh

0
235
Ted Bundy

When the murderes finally executed, the agent was ashen and disoriented, as stricken as if he just lost a close friend or relative-a startling example of the danger of his having peered far too deeply into “the abyss”.

BarisanBerita.com,- Di mata detektif FBI Robert K. Ressler, laki-laki ini tak lebih dari binatang pembunuh.

Pria dihadapannya itu terlihat tenang, namun berbahaya—dia Ted Bundy.

Sebagai ahli criminal profiling (pemeta ciri-ciri pelaku kejahatan-red), Ressler menjadi salah tokoh terkenal di kalangan penegak hukum dan publik Amerika, termasuk di mata pembunuh sadis dan brutal, Ted Bundy.

Para korban pembunuhan Ted Bundy

Bundy dikenal sebagai penjahat berwajah tampan dan pandai memperdaya korbannya. Dia ingin sekali diwawancarai oleh Ressler, yang terkenal karena kemampuannya mengindentifikasi penampilan dan tabiat pelaku kriminal berdasarkan profil, dan juga prestasinya mewawancarai sejumlah pembunuh berantai.

Di era 80-an Ressler memang sedang membidani lahirnya Unit khusus FBI—Behavioral Science Unit (BSU) yang merekam tabiat dan ciri khas perilaku para pelaku kriminal berat, seperti pembunuh, pemerkosa hingga pelaku pelecehan seksual terhadap anak.

Ted Bundy masuk radar Ressler untuk diteliti dan diwawancara.

Saat bertemu, Ressler tahu Bundy punya motif menunda hukuman mati yang akan dijalaninya, dan diwawancari agen FBI  menjadi cara penjahat ini untuk kembali mengulur waktu guna menghindar dari eksekusi mati di kursi listrik.

Di masa itu, Bundy memiliki wajah bak selebriti dan fotogenik, serta cara bicaranya yang menarik membuat orang tak percaya pria ini sanggup membunuh dengan sadis.

Pria tampan dan cerdas (IQ 122) ini dianggap punya sex appeal. Oleh media, Bundy digambarkan sebagai pria yang cool, terhormat, bersih, dan mantan mahasiswa hukum. Tapi asal tahu, saja pria keren ini ternyata pembunuh sadis yang dapat menghabisi hidup korbannya dengan cepat.

Bundy dikenal brutal, sadis dan cabul. Korban terakhirnya adalah gadis kecil berusia dua belas tahun yang diculiknya. Bocah malang itu kemudian dihabisi dan dicabuli mayatnya. Karena kasus ini, Bundy divonis hukuman mati di kursi listrik.

Dengan kemampuan menarik lawan jenisnya dengan cara bicara yang merayu-rayu, Bundy mampu membuat korbannya, gadis dan wanita muda masuk ke dalam posisi tak berdaya dihadapannya.

Para korban kemudian dihabisi dengan besi yang disembunyikan di balik perban yang menutupi lengannya (Bundy berpura-pura patah tangan, dan menutupi lengannya dengan gips palsu yang berisi batang besi). Kemudian dia memperdaya secara seksual para korban yang setengah sadar atau sekarat.

Setelah itu, Bundy membunuh para korban dengan mencekiknya. Mayat mereka dibawa ke lokasi yang jauh dari tempat kejadian. Sebelum meninggalkan mereka, tubuh korban dimutilasi

Kebiasaan aneh kerap dilakukan pelaku kejahatan dengan melihat kembali tempat korbannya dihabisi. Begitu juga dengan Bundy, setelah beberapa hari membunuh, dia kerap mendatangi lokasi mayat korbannya. Di situ dia melakukan pelecehan seks di atas jasad korban.

Bagi agen FBI Robert K. Ressler, pria ini adalah binatang pembunuh sadis. Dan dia tak menegerti mengapa media tak bisa melihat betapa Ted Bundy merupakan monster mengerikan.

Paska pelaksanaan humuman mati yang dijalani Bundy, para agen FBI dan aparat hukum yakin masih banyak korban Bundy yang tak diketahui. Berdasarkan sejumlah introgasi oleh kepolisian, diperkirakan ada sekitar 35 hingga 60 korban yang dihabisi Bundy.

Sebagai ahli profiling, Ressler pernah terlibat dalam kasus buron Bundy di Colorado. Saat itu, sang agen memperingatkan warga sekitar untuk hati-hati terhadap pria ini: Si penjahat berkeliaran mengincar lokasi pantai, tempat disko, area permainan ski, dan kampus, yang banyak dikunjungi gadis muda enerjik dengan paras menarik dan rata-rata berambut pirang sebahu.

Saat akhirnya tertangkap, Ressler mewawancarai Bundy. Agen FBI itu minta si penjahat menceritakan bagaimana dia terlibat pembunuhan di Colorado.

Dari analisa dan hasil wawancara, Ressler menilai Bundy punya masalah pada masa lalunya. Dia diduga pernah mendapat pelecehan seksual dari anggota keluarganya.

Dengan menggunakan ungkapan sebagai orang ketiga, Bundy bercerita dia menemui korban, yaitu seorang gadis berambut pirang yang sedang bersama kekasihnya di sebuah bar. Saat itu, kata Bundy peristiwa itu terjadi begitu saja.

Tapi menurut Ressler, Bundy seperti biasa dalam mengincar calon korbannya, akan selalu melakukan pengintaian.

“Si penjahat ini dengan rayuan mautnya memperdaya korban di lobi bar. Dia bisa berpura-pura sebagai penjaga atau petugas bar sehingga dengan mudah memperdaya korban,” kata Ressler.

Ressler melanjutkan, calon korban lalu dibawa ke lokasi khusus yang diketahui Bundy, dan di sana korban dihabisi dengan cepat.

Usaha Bundy untuk menghindari hukuman mati akhirnya tamat. Aparat hukum sudah bosan menunggu sepuluh tahun yang dilakukan Bundy dengan mengulur-ulur waktu untuk menerima hukumannya. Nyawanya melayang dalam eksekusi hukuman mati di kursi listrik pada 24 Januari 1989 dalam usia 49 tahun.

Sumber: Whoever Fights Monsters

(Diazz/wo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here