Jokowi Angkat Yaqut Cholil Qoumas untuk Lawan Kelompok Islam Garis Keras

0
725
Yaqut Cholil Qoumas

Penunjukan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang disebut ‘tegas dan tidak kenal kompromi’ melawan tindakan intoleransi sebagai Menteri Agama bertujuan untuk salah satunya menghadapi kelompok-kelompok Islam garis keras seperti Front Pembela Islam (FPI), kata pengamat politik Islam Indonesia.

Sosok Yaqut juga menumbuhkan ‘harapan’ di kalangan kelompok minoritas dan aktivis hak asasi manusia (HAM) dalam terciptanya kebebasan beragama dan berkeyakinan, seperti yang diungkapkan komunitas GKI Yasmin dan peneliti Setara Institute, lembaga demokrasi dan perdamaian.

Yaqut, menurut Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos, khususnya berani merevisi Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri soal pendirian rumah ibadah yang membatasi kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Namun penunjukan itu mendapatkan respon negatif dari Ormas Islam FPI yang menyebut Yaqut memiliki gaya preman serta sering membuat pernyataan gaduh dan adu domba.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membantah pernyataan FPI tersebut.

Meredam kelompok garis keras

Dalam pidatonya seusai dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan akan melakukan terobosan-terobosan yang berbeda dengan menteri sebelumnya.

“Sebenarnya banyak yang dikerjakan, tapi kalau mau dirangkum itu hanya menjadi satu kalimat pendek yaitu bagaimana membuat agama sebagai inspirasi, bukan aspirasi.”

“Itu bisa dibreakdown ke banyak hal, baik bagaimana cara berhubungan antar umat beragama, inter umat beragama… dan kita lihat nanti pasti akan ada terobosan-terobosan dari Kemenag yang akan berbeda dari masa-masa sebelumnya,” kata Yaqut.

Pengamat politik Islam dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi menganalisis, salah satu alasan Jokowi memilih Yaqut sebagai Menteri Agama di tengah banyak calon yang layak dari NU adalah untuk mengurangi pengaruh kelompok Islam garis keras yang meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini.

“Kalau melihat sejarah atau pengalaman sebelumnya Yaqut termasuk sosok yang sangat tegas dan tidak kompromi terhadap ormas seperti FPI.”

“Sepertinya ke depannya memang dipasang untuk menghadapi kelompok garis keras ini, apalagi sosok Yaqut didukung oleh ormas keagamaan yang sangat besar yang dominan di Indonesia,” kata Yon yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Inisiatif Moderasi Indonesia (Inmind) Institute.

Namun, Yon berharap agar Yaqut menggunakan langkah dialog dan menunjung penegakan hukum guna menghindari potensi munculnya konflik horizontal.

Konflik antara Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang berada di bawah GP Ansor dengan FPI kerap kali terjadi.

Kemudian, Yaqut juga beberapa kali melontarkan kritik kepada FPI dan pemimpinnya Rizieq Sihab.

Seperti saat Yaqut meminta anggota FPI diproses hukum karena menampar seorang anak 15 tahun.

FPI: Yaqut menteri bergaya preman

Pengurus FPI yang juga menjabat Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin menyebut Yaqut sebagai sosok menteri yang bergaya preman dan sering membuat pernyataan gaduh dan adu domba.

“Karena saya masih ingat bagaimana gaya premannyadi salah satu TV. Sangat berbahaya saat ini sudah menjadi pejabat negara masih menonjolkan gaya premannya dan harus berkaca diri,” kata Novel.

Novel menjelaskan, pemilihan menteri agama saat ini berasal dari kalangan politis bukan profesional sehingga berpotensi memunculkan penyelewengan atas nama agama untuk kepentingan pribadi dan golongannya.

Saat ditanya terkait analisis yang menyebut penunjukan Yaqut untuk meredam FPI, Novel mengatakan: “Saya rasa kalau Menag mau meredam dengan cara yang ektrem atau frontal justru akan makin kuat perlawanan dari ormas-ormas yang berseberangan dengan ormasnya Yaqut,” kata Novel.

Ia juga menyebut, “Ormasnya Yaqut malah yang sering melakukan persekusi saudaranya sendiri, dan itu jelas intoleran. Kalau mau meredam ormas garis keras, redamlah ormasnya sendiri yang sampai membakar bendera Tauhid,” katanya.

PBNU: Gus Yaqut penegak toleransi

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya PBNU Rumadi Ahmad membantah pernyataan dari FPI tersebut.

“Kalau FPI itu ya biasa saja apa yang dilakukan presiden di mata FPI itu tidak ada yang benar, jadi biasalah sebagai kritik saya kira tidak apa-apa, biasa saja,” katanya.

Sebaliknya, ia menyebut Yaqut merupakan sosok yang tepat menjadi Menteri Agama.

“Sebenarnya sejak awal kita itu agak skeptis dgn penunjukan Menag yang lalu dan akhirnya terjawab dalam waktu satu tahun ini, Menag tidak menunjukan kinerja yang maksimal. Sosok Gus Yaqut paham betul soal agama, Kemenag, latar belakang pesantren.

“Di tambah lagi terkait persoalan toleransi melihat posisinya sebagai GP Ansor yang berhadapan head to head dengan kelompok garis keras. Ia akan memegang teguh prinsipnya sebagai penegak toleransi dan pelindung minoritas,” kata Rumadi.

(BBC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here