Ketika Covid Melenyapkan ‘Mata Air’ Mereka

0
607
Pegawai Giant mengosongkan barang-barang.

Jakarta, BarisanBerita.com,- Imbas wabah virus covid-19 terus memakan korban termasuk menimpa sektor ekonomi. Dan lagi-lagi tenaga kerja bakal mengangggur akibat tempat bekerja mereka tutup selamanya.

Mimpi buruk itu akhirnya datang juga. Fahran (bukan nama sebenarnya), pegawai Giant Store termangu menghadapi kenyataan ini. Karirnya di toko serba ada itu berakhir. Giant Serpong berencana tutup untuk selamanya pada akhir Juli 2021. “Belum tahu mau apa,” kata Fahran.

Meski gerainya sudah bersiap gulung tikar dengan mengobral diskon, tapi sejumlah karyawan Giant Serpong Tangsel masih bingung status mereka.

Mereka hanya bisa pasrah sampai menunggu waktu penutupan gerai tiba. Salah satunya Iskandar.

Saat ini, ia hanya bisa pasrah dan tetap bekerja di waktu tersisa hingga gerai Giant Serpong benar-benar tutup.

“Belum ada info soal kelanjutan pekerjaan. Pasrah, sudah dari pusatnya begini,” katanya, Jumat (28/5/2021).

Iskandar yang sudah bekerja di Giant sekira 8 tahun itu belum tahu nasib pekerjaanya seperti apa setelah penutupan gerai tersebut. Dia pun belum mencari pekerjaan lain.

“Mau gimana lagi. Belum, belum nyari,” ungkapnya sambil menyirami sayuran dengan air es itu.

Sementara karyawan lainnya, Abu Bakar mengatakan, usai ditutup nanti nasibnya pun bakal dipensiunkan dini.

“Kalau tutup ya semua pensiun dini,” katanya sambil melayani di kasir.

Abu Bakar berencana bakal membuka usaha ketimbang mencari pekerjaan karena masih sulit akibat pandemi Covid-19. “Enggak nyari kerja, rencananya paling buka usaha aja,” ungkapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran pada bulan Februari 2021 sebanyak 8,75 juta orang. Bila dibandingkan dengan Februari 2020 yang sebanyak 6,93 juta, jumlah ini meningkat 1,82 juta orang.

Kepala BPS Suhariyanto kemudian mengingatkan, jumlah pengangguran yang lebih tinggi dari Februari tahun lalu karena pada tahun lalu Covid-19 masih belum ada di Indonesia.

“Perlu diingat, Februari tahun lalu Covid-19 belum ada. Kalau sekarang, kita dibayang-bayangi Covid-19,” ujar Suhariyanto, Rabu (5/5) dalam konferensi pers secara daring.

Kabar baiknya, bila dibandingkan dengan jumlah pengangguran pada Agustus 2020 yang pada saat itu mencapai 8,75 juta, jumlah pengangguran pada Februari tahun ini terpantau turun 1,02 juta orang.

Meski begitu, Suhariyanto mengakui kalau ini bukan berarti angka pengangguran sepenuhnya pulih (recovery) pada Februari 2021.

Dengan demikian, secara keseluruhan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2021 tercatat 6,26%. Ini pun meningkat dari posisi pada Februari 2020 yang sebesar 4,94%, tetapi turun dari posisi Agustus 2020 yang sebesar 7,07%.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) tercatat turun menjadi 68,08%, dari bulan Februari 2020 yang pada saat itu 69,21%. Namun, posisi ini naik bila dibandingkan dengan Agustus 2020 yang 67,77%.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang bekerja formal sejumlah 40,38% dari total angkatan kerja. Sedangkan yang bekerja secara informal mencapai 59,62%.

Bila menilik jam kerja pun, sebanyak 84,14 juta orang merupakan pekerja penuh atau minimal 35 jam kerja per minggunya. Kemudian, 46,92 juta orang bekerja hanya dalam waktu 1 jam hingga 34 jam.

(BBS/Febri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here