Kisah Mata-Mata Israel dan Skandal Seks Pilot Mesir

0
444
Ilustrasi

“My mother always said a trust broken is a friend lost,” he explained in English, smiling an old man’s wily smile — Gideon’s Spies

Barisanberita.com,- Di dunia intelijen, nama Meir Amit adalah salah satu spymaster paling legendaris. Dia merekrut agen mata-mata terhebat yang mampu menembus pertahanan musuh paling rahasia.

Satu kisah fenomenal Meir Amit adalah ketika menyusupkan agennya ke dalam Angkatan Udara Mesir dan “membaca” seluruh detil kehidupan seks menyimpang sejumlah pilot tempur di sana.

Peristiwa memalukan itu terjadi pada militer Mesir saat perang dengan Israel di tahun 60-an. Kala itu negara-negara Arab termasuk Mesir begitu bernafsu ingin melenyapkan Israel dari muka bumi.

Kejadiannya tepat pada tanggal 5 Juni 1967, saat pilot-pilot Mesir bersiap menerbangkan pesawat tempur mereka untuk memasuki wilayah udara Israel. Namun, yang terjadi benar-benar di luar dugaan, puluhan jet-jet tempur Israel ternyata lebih dulu meluluhlantahkan markas udara mereka, sekaligus menghancurkan puluhan pesawat tempur negara Piramid tersebut.

Dan sosok paling berperan dalam peristiwa itu adalah Meir Amit, Direktur Mossad.

Menembus Mukabarat

Salah satu kemampuan terbaik Meir Amit adalah merekrut orang-orang yang tepat untuk masuk menjadi agen mata-mata. Dia selalu berhasil menyusupkan anak buahnya ke negara lawan seperti negara-negara Arab, Eropa, negara Afrika lewat Afrika Selatan dan Amerika Serikat.

Meir Amit juga sukses menyusupkan timnya ke Mukabarat, Dinas Rahasia Yordania paling hebat di antara negara-negara Arab lainnya.

Kemampuan itu tak datang begitu saja. Meir Amit dididik ibunya yang tak menolerir kebodohan. Dia juga ditekan untuk mampu berbicara dengan benar. Dan yang paling penting, ibunya menekankan Meir Amit kemampuan untuk menganalisa dan berpikir secara tak konvensional.

Saat jabatannya meningkat dan diangkat sebagai Direktur Mossad, tim Amir Meit berhasil mencuri memo milik Pemimpin Gerakan Kemerdekaan Palestina (PLO), Yasser Arafat.

Di memo itu tertulis ucapan Yasser: “Mossad telah mencatat banyak hal tentang pejabat-pejabat kita (PLO), mulai dari nama hingga alamat. Mereka juga punya foto kita saat mengenakan keffiyeh (penutup kepala tradisional Arab) dan polos tanpa penutup kepala itu. Ini artinya mereka tak bakal sulit melacak kita”.

Catatan hitam para pilot

Agar makin menakutkan, Meir Amit pada masa itu melakukan hal yang tak biasa. Dia merekrut agen-agen asli warga Arab. Meir Amit memakai prinsip “Selalu ada calon mata-mata yang paling cocok di antara banyak calon lainnya”.

Lalu senjata mematikan lainnya yang efektif dan terbilang selalu sukses digunakan adalah “uang suap”.

Berkat cara itu, pengawal Yasser Arafat mau membocorkan jenis senjata yang mereka punya, lokasi rumah aman (save house), dan jadwal perjalanan Pemimpin PLO.

Dan Meir Amit dengan murah hati juga memberi bonus dollar untuk orang Arab yang berhasil membunuh setiap anggota PLO.

Lalu peristiwa perang di tahun 1967 membuka mata para agen spionase seluruh dunia, bagaimana Pimpinan Mossad itu meremukan para pilot tempur Mesir.

Jagoan Mossad ini meminta anak buahnya mencatat secara detil aktivitas para pilot tempur Mesir, termasuk keluarga mereka.

Untuk melancarkan aksinya, Meir Amit membentuk Lembaga psikologi ‘Loh Amma Psichologit (LAP)’, yang bertugas membuat perang urat syaraf untuk musuh dan keluarga mereka.

LAP mengolah data tentang kebiasaan dan kehidupan seks para pilot, lalu mulai menakut-nakuti anggota keluarga musuh dengan mengirim pesan.

Aksi pertama dilakukan terhadap anak perempuan dari salah satu pilot tempur Mesir.

Badan psikologis Mossad itu mengirim surat kepada anak perempuan tersebut bahwa ayahnya menjalin hubungan intim dengan teman laki-laki sekelas sang putri. Otomatis surat itu membuat geger keluarga pilot tersebut.

LAP juga memiliki data kenaikan pangkat sejumlah pilot Mesir dan kebiasaan buruk mereka, seperti hobi mabuk-mabukan, main pelacur dan orientasi seks yang menyimpang.

Bisnis kotor

Tujuan Mossad menghancurkan moral pilot-pilot Mesir berhasil. Konflik keluarga akibat “hadiah” dari Israel itu membuat semangat tempur mereka melemah, bahkan memaksa seorang perwira Angkatan Udara Mesir bunuh diri karena aib yang dibeberkan Badan Telik Sandi Israel ini.

“Pekerjaan ini memang tak menyenangkan, dan sering kali intelijen adalah bisnis yang kotor,” kata Meir Amit.

Kampanye jahat dan hebatnya Tim mata-mata Meir Amit berdampak kemudian pada masuknya informasi sangat penting tentang  rencana Mesir yang akan menyerang Israel.

Meir Amit mampu memberikan infomasi paling berharga dan membuat Israel menang peperangan dengan Mesir. Informasi penting itu mengungkap rencana tentang kapan dan pukul berapa serangan pesawat tempur Mesir akan masuk menggempur  negeri Yahudi.

Berkat data rahasia itu, Mossad berhasil memberi instruksi pada militer udara Israel untuk menyerang Mesir pada pukul 08.01.

Alasan mengapa serangan dilakukan pada waktu tersebut karena pada pukul 7.30 – 7.45 kondisi para penjaga radar Mesir kelelahan dan sedang menunggu petugas pengganti, sehingga mereka kurang waspada. Lalu di antara menit-menit tersebut, para pilot Mesir juga sedang bersiap-siap memakai perlengkapan terbang mereka, dan sering kali mereka terlambat sampai di markas.

Data rahasia yang dimiliki Mossad juga mengungkap bahwa para pilot sampai ke markas pada pukul 8.00.

Para pilot pun belum bisa langsung menaiki pesawatnya karena harus menunggu pengisian bahan bakar.

Tak cuma itu, rincian rahasia juga mengungkap bahwa

Dari pengolahan dan analisa data tersebut, Meir Amit memutuskan bahwa serangan ke Mesir harus dilakukan pada pukul 8.01. Aksi pun dilakukan pada 5 Juni 1967.

Hasilnya, lautan api di markas udara Mesir terlihat membakar puluhan pesawat tempur, juga meluluhlantahkan bangunan sekitarnya. Mesir kalah telak.

Di Tel Aviv, Meir Amit duduk tenang di kursinya sambil mendengar komunikasi tentang keberhasilan serangan Israel. Tim hebatnya berhasil memberi analisa terbaik dan menunjukan keahlian luar biasa—bahkan sukses terhebat dalam ukuran operasi yang pernah dilakukan Mossad.

Meir Amit menjadi legenda atas keberhasilannya membentuk Mossad yang ditakuti lawan. Dia menjadikan badan intelijen milik Israel ini dikenal dengan kehebatannya menusuk jantung lawan lewat spionase yang sangat rapi, membunuh musuh secara  efisien, dan mampu mendudukan Mossad sejajar dengan KGB serta CIA.

Dan para Katsa (agen mata-mata) didoktrin untuk terus memegang teguh filosopi Meir Amit “Devided, we rule”.

Sumber: Gideon’s Spies by Gordon Thomas

Penerjemah Bebas: Herdi, Bowo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here