Marine Sniper

0
684
Tentara Amerika

The Spartans do not ask how many, but where they are.

—AGIS II, KING OF SPARTA

BarisanBerita.com,-Angin semilir menggoyang batang-batang padi di bawah bukit. Di kejauhan nampak bocah berusia dua belas tahunan sedang mengayuh sepedanya. Tak ada yang aneh dari bocah laki-laki kurus itu. Tapi, di balik teropong milik Sersan Carlos Hathcock, itu bukanlah bocah biasa. Jarak si bocah kini semakin dekat dengan posisi tembak Carlos, yang menunggu di atas bukit. Lewat teropongnya, marinir ini melihat ada yang aneh di bagian belakang sepeda. Ternyata empat senapan nampak terikat di kanan dan kiri badan sepeda tersebut.

Bagi Carlos, semua orang di medan perang, termasuk bocah kecil itu akan lebih cepat menjadi dewasa. Bocah yang menaiki sepeda itu diketahui menjadi kaki tangan tentara komunis Vietnam Utara. Dia membawa senjata untuk para Viet Cong (sebutan untuk tentara komunis Vietnam Utara-red). Tak ada rasa benci di hati Carlos. Baginya, siapapun yang akan membunuh rekan-rekan marinirnya, memang harus dilenyapkan, termasuk bocah itu. Jika tak ditembak, anak kecil itu akan membantu viet cong membunuh banyak serdadu Amerika lainnya. Tugas Carlos adalah menghentikannya.

Sepeda yang dikendarai si bocah semakin mendekat dan terus masuk ke jarak tembak Carlos. Perlahan si sniper (penembak jitu) ini menekan pelatuknya. Wuzzzzz… peluru meluncur cepat. Sepeda itu oleng, disusul tubuh si bocah terjatuh, lalu terjerembap ke debu jalanan. Senapan berserakan. Si bocah tewas.

Tak beberapa lama kemudian sejumlah marinir Amerika mendatangi lokasi si bocah tewas, dan menyita empat senapan yang bisa menghabisi nyawa mereka.

Sejumlah petani yang sedang menjaga tanaman padi, kemudian menghentikan kerjanya, dan menghampiri tubuh si bocah. Mereka kemudian membawa jasadnya pergi.

Peristiwa itu terjadi ketika tentara Amerika dikerahkan ke Vietnam Selatan untuk menahan laju agresi komunis Vietnam Utara.

Dari informasi intelijen, begitu banyak daerah di Vietnam Selatan yang menjadi lokasi penyelundupan. Dan senjata yang dibawa bocah itu merupakan barang gelap dari China.

1.000 yard

Sersan Carlos Hatchcock bukan marinir biasa. Kemampuan menembaknya diakui saat menjadi juara pertama Amerika dalam lomba menembak jarak 1.000 yard (sekitar 950 meter).

Dan sekarang dia ada di Vietnam menjalankan tugasnya.

Memikirkan apa yang akan terjadi jika si bocah tadi dibiarkan hidup, Carlos terdiam, pastinya para serdadu pengecut yang menggunakan bocah itu akan bergembira karena punya senjata tambahan, dan mereka bakal pesta dengan membantai tentara Amerika.

Penggunaan anak-anak kecil dalam perang Vietnam begitu mengerikan. Pada awal Amerika masuk ke negara tersebut, sejumlah tentara tewas mengenaskan ketika mendekati seorang bocah, yang ternyata di tubuhnya sudah terpasang bom. Taktik lain digunakan dalam penggunaan anak-anak kecil ini. Sejumlah tentara yang tak berpengalaman mendekati beberapa bocah, dan mereka menerima tawaran minuman bersoda. Mereka kaget karena di dalam minuman itu sudah dimasukan pecahan kecil kaca. Itu pelajaran pahit bagi tentara Amerika tentang bocah-bocah yang tak sepolos seperti kelihatannya.

Carlos masuk marinir pada tahun 1956 saat usianya tujuh belas tahun. Formulir pendaftaran dia isi sendiri, dan ditandatangani ibunya, kemudian diantar ke pusat perekrutan marinir di Litle Rock, Arkansas. Impiannya untuk menjadi anggota marinir akhirnya tercapai.

Bagi Carlos latihan berat di marinir tak asing lagi baginya karena dia pernah bekerja menjadi tukang di sebuah kontraktor, sehingga dirinya terbiasa kerja berat. Soal disiplin pun dirinya tak masalah karena dirinya menjadi tulang punggung keluarga.

Lepas dari pelatihan dasar di Pendleton, Carlos lalu dikirim ke Hawaii dan menjadi prajurit penembak di batalion kedua marinir. Prestasinya membuat pasukannya  dikenal baik.
Tulis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here