Pengarang Ini Tak Mau Novelnya Diterjemahkan ke Bahasa Ibrani

0
780
Sally Rooney menyatakan dukungan kepada "rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan, keadilan dan persamaan".

Dua dari toko buku terbesar Israel mengatakan tidak lagi menjual seluruh karya Sally Rooney, sesudah pengarang Irlandia itu menolak novel barunya diterjemahkan ke dalam Bahasa Ibrani, bahasa resmi Israel, oleh perusahaan penerbit Israel.

Toko buku Steimatzky dan Tzomet Sefarim mengatakan pada Kamis (04/11) bahwa buku-buku Rooney ditarik dari seluruh jaringan toko dan situs penjualan mereka. Kedua toko besar tersebut mempunyai lebih dari 200 toko di Israel.

“Jaringan Steimatzky adalah panggung literatur dan rumah yang hangat serta yang merangkul bagi seluruh karya literatur yang mencintai karya tulis.” Demikian pernyataan pers Steimatzky.

Pemboikotan oleh jaringan toko buku Israel ini ditempuh setelah bulan lalu Rooney mengatakan ia menolak novelnya diterjemahkan oleh perusahaan Israel. Hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan memboikot Israel sehubungan dengan berbagai kebijakannya terhadap Palestina.

Dikatakan oleh penulis yang banyak dikagumi itu bahwa merupakan “kehormatan” jika novel terbarunya Beautiful World, Where Are You diterjemahkan ke Ibrani oleh perusahaan yang sikap politiknya sama dengannya.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan boikot terhadap Israel adalah bentuk antisemitisme.

Rooney sebelumnya terpaksa mengeluarkan pernyataan untuk menjernihkan tindakannya sesudah muncul tuduhan bahwa ia tidak mengizinkan novelnya diterjemahkan ke Bahasa Ibrani sama-sekali.

Tuduhan ini mencuat setelah Rooney dilaporkan menolak upaya penerbit Israel, Modan, untuk mendapatkan lisensi menerjemahkan karya barunya tersebut.

Kata Sally Rooney, ia justru “sangat bangga” dua buku sebelumnya – Conversations With Friends (2017) dan Normal People (2018) – diterjemahkan ke Bahasa Ibrani, “untuk saat ini, saya memilih untuk tidak menjual lisensi penerjemahan buku ke penerbit yang berbasis di Israel”.

Israel menolak tegas dibandingkan dengan apartheid dan menyebut laporan HRW “tidak masuk akal dan keliru”.

Sikap Sally Rooney ini disambut dengan kemarahan dan sekaligus pujian di media sosial.

Kelompok yang didirikan oleh kalangan akademisi dan intelektual Palestina, Palestinian Campaign for the Academic and Cultural Boycott of Israel, mengatakan rakyat Palestina “menyambut hangat” keputusan Rooney, sementara beberapa orang mengatakan pernyataan pengarang Irlandia itu disalahartikan.

Israel menolak tegas dibandingkan dengan apartheid dan menyebut laporan HRW “tidak masuk akal dan keliru”.

Sikap Sally Rooney ini disambut dengan kemarahan dan sekaligus pujian di media sosial.

Kelompok yang didirikan oleh kalangan akademisi dan intelektual Palestina, Palestinian Campaign for the Academic and Cultural Boycott of Israel, mengatakan rakyat Palestina “menyambut hangat” keputusan Rooney, sementara beberapa orang mengatakan pernyataan pengarang Irlandia itu disalahartikan.

Namun klarifikasi yang dikeluarkan Rooney tidak mampu membendung kemarahan pihak-pihak yang menentangnya, dengan alasan pernyataan itu tidak mengubah niatnya.

Mencuit dalam Bahasa Ibrani, Menteri Diaspora Israel Nachman Shai mengatakan: “Budaya memboikot Israel, antisemitisme yang disamarkan, merupakan sertifikat kelakuan buruk baginya dan juga bagi orang-orang lain yang bertindak sepertinya.”

Konflik Israel-Palestina telah lama menjadi ajang pertarungan bagi mereka yang berkecimpung di dunia seni, juga kalangan selebriti dan akademisi.

Awal tahun ini, Rooney meneken surat terbuka untuk mendukung artis dan penulis Palestina dan menuduh Israel melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina.

Sejauh ini Sally Rooney telah menerima sejumlah penghargaan di Inggris, antara lain Penulis Muda Terbaik versi koran The Sunday Times pada 2017 dan Penghargaan Buku Costa pada 2018.

(BBC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here