Kidon: Unit Pembunuh Intelijen Israel

0
877
Pasukan Israel dalam perang Arab-Israel

BarisanBerita.com,- Kidon merupakan unit tempur paling rahasia milik intelijen Israel Mossad. Tugasnya memburu sekaligus membunuh musuh-musuh negara Zionis. Tak banyak media berhasil mengungkap kinerja lembaga ini, hingga orang dalam Kidon sendiri yang akhirnya membuka kehebatan unit rahasia tersebut.

Dalam buku “Spies Against Armageddon” diungkapkan bagaimana sistem kerja Kidon dan sejumlah operasi pembunuhan yang pernah mereka lakukan.

Jika anggota Kidon tertangkap, maka tak akan mendapat bantuan atau perlindungan. Itu berbeda dengan tentara konvensional yang dilindungi konvensi Jenewa. Sifat kerahasiaan yang membuat Kidon sejauh mungkin gagal dalam menjalankan misinya.

Kemampuan di atas rata-rata

Untuk menghadapi negara musuh seperti Mesir, Suriah, dan Iran, pasukan Kidon hanya memiliki jumlah anggota yang sedikit namun tangkas dan kejam. Anggotanya terdiri dari pria dan wanita yang pernah bertugas di kemiliteran, atau unit intelijen dengan kemampuan di atas rata-rata.

Jika diterima di tahap pertama, calon anggota Kidon akan mengikuti tes psikologi, untuk membentuk mereka menjadi unit yang berdisiplin tinggi.

Mereka kemudian dilatih oleh instruktur yang memiliki kemampuan hebat. Satu tim hanya berisi empat orang anggota, yang disebut Khuliya (Bahasa Yahudi untuk istilah Tim).

Di lapangan, mereka akan menggunakan nama palsu, bisa tiga atau lima nama rekaan. Pelatihan tempur mereka dirancang dengan situasi yang hampir mirip dengan situasi sebenarnya. Anggota Kidon juga diajarkan tentang ilmu intelijen, seperti pengintaian, merusak pengintaian yang dilakukan musuh, mempelajari obyek seperti bangunan dan orang, serta mengingat apapun termasuk kode komunikasi antar anggota.

Satu pelajaran paling penting bagi anggota Kidon adalah mampu menguasai emosi, seperti tetap tenang saat diganggu seseorang, ditanya dan didekati orang tak dikenal.

Setiap anggota juga mesti mampu menguasai cara memotret, menanam alat sadap, dan membuka kunci. Mereka dilatih untuk bisa mengendarai kendaraan dengan tangkas. Bukan hanya mobil, anggota Kidon juga harus mampu mengendarai motor. Salah satu ciri khas Kidon adalah menggunakan sepeda motor saat beroperasi karena mudah menghilangkan jejak dengan cepat.

Mahir menggunakan senjata menjadi kemampuan paling dibutuhkan, terutama menggunakan senjata api dengan alat peredam. Keahlian memasang peledak juga masuk dalam kurikulum pelatihan di Kidon.

Semua perangkat pelatihan itu, bertujuan membuat mereka menjadi mesin pembunuh paling efektif bagi musuh-musuh zionis.

Tim maut dengan segala kemampuan mengerikannya ini sering ditugaskan untuk misi-misi paling berisiko.

Namun, kerahasiaan unit ini menjadi prioritas, sehingga meskipun aksi mereka sempat bocor ke media, tapi sampai sekarang tak pernah terungkap nama-nama yang terlibat dalam operasi paling berbahaya tersebut.

Bagi Mossad sebagai pembentuk unit Kidon, operasi pembunuhan hanyalah pilihan terakhir. Pelenyapan hanya dilaksanakan jika sang target tak mau dibujuk atau diajak berkerjasama.

Pilihan terakhir

Dikelilingi  tetangga yang tak pernah bersahabat, Israel pun harus peka akan upaya musuhnya yang berniat mengancam kedaulatan mereka.

Mesir pada tahun 50-an begitu berniat menghabisi Israel dengan segala cara. Salah satunya dengan mengembangkan senjata roket, yang dapat menjangkau wilayah negara zionis tersebut.

Super Gun ciptaan Gerald Bull (kiri)

Musuh Israel ini terpaksa menggunakan tenaga ahli dari luar karena tak punya pengalaman membuat senjata militer, pilihannya jatuh pada mantan-mantan teknisi Jerman periode Hitler. Teknisi yang disewa Mesir berasal dari salah satu negara Eropa. Upaya menakut-nakuti teknisi ini beberapa kali dilakukan Mossad. Lalu meningkat menjadi ancaman; pemboman kendaraan si teknisi hingga peledakan kantornya. Si teknisi akhirnya keluar dari proyek persenjataan Mesir. Mossad pun tak perlu mengerahkan unit pembunuh Kidon.

Tak mencapai hasil yang diinginkan, proyek senjata roket Mesir akhirnya terbengkalai.

Namun ancaman bagi Israel belum usai. Kali ini datang dari Irak.

Presiden Irak Saddam Hussein ingin meneruskan niat Mesir menyerang Israel. Senjata roket milik Mesir yang tak terpakai lalu dijual ke Irak, dan rencananya akan diisi bahan kimia atau nuklir.

Israel menganggapi serius ancaman Saddam. Mereka berusaha menggali informasi siapa saja yang ada dibelakang upaya Irak tersebut. Lalu munculah satu nama, Yehia Meshad.

Meshad dikenal sebagai ahli nuklir berkebangsaan Mesir. Awalnya Mossad mencoba membujuk pria ini untuk berhenti membantu program nuklir Irak. Namun karena Meshad menolak, maka pilihan “melenyapkan” diambil intelijen Israel.

Tahun 1980 Kidon mengetahui lokasi kediaman Meshad. Ilmuwan Mesir ini tinggal di sebuah hotel di Kota Paris, Perancis. Tak sulit bagi Kidon untuk membunuh Mashad. Tubuh ahli nuklir itu ditemukan tewas tergeletak di kamar mandi hotel. Polisi menyimpulkan pelaku pembunuhan adalah orang-orang profesional karena sama sekali tak meninggalkan jejak. Siapa pelaku pembunuhan atas Mashad tak pernah terjawab.

Meski kematian Mashad sempat menggangggu program nuklir Irak, namun rencana pembuatan senjata berbahaya itu tetap dilanjutkan.

Membunuh Gerald Bull

Untuk menambah kekuatan militernya, Saddam juga berencana membangun meriam super besar. Ide gila itu muncul dari Gerald Bull, ilmuwan asal Kanada. Bull sempat bekerja untuk Departemen Pertahanan Amerika, Pentagon, Afrika Selatan, dan sejumlah negara Eropa. Sebenarnya Bull juga pernah menawarkan diri untuk bekerjasama dengan Israel, tapi ditolak.

Mossad mengetahui Bull tinggal di Brusel, Ibukota Belgia. Dia menyewa satu kamar di sebuah hotel.

Pada 1990 tim Kidon dikerahkan. Mereka mengikuti gerak-gerik Bull. Mereka menyewa kamar di lantai yang sama dengan kamar yang disewa Bull.

May 1990 dari kesaksian sejumlah penghuni hotel, mereka melihat Bull pulang ke kediamannya. Tak berapa lama kemudian, nyawa Bull dilenyapkan. Tembakan dari senjata peredam menembus kepalanya. Polisi tak tahu siapa pelakunya, namun anak laki-laki Bull mengatakan beberapa hari sebelum kematian, ada orang yang menelpon mencari ayahnya.

Menghabisi Bull menjadi yang terakhir untuk Mossad karena menyangkut warga Eropa. Bull bukan anggota Nazi dan juga bukan teroris Arab. Selanjutnya Israel menghindari konflik dengan negara-negara barat.

“Dua” Saddam

Rencana super gun tak berhasil terwujud, Saddam pun menggantinya dengan misil scud. Di tahun 1991 Saddam menyerang Israel dengan 35 misil berbahaya tersebut ke Israel. Sebenarnya negara Yahudi itu berencana membalas balik serangan Irak. Namun Pemerintah George H.W Bush melarangnya. Tindakan itu menyinggung harga diri Israel. Pemerintah Israel lalu merencanakan serangan balik yang lebih senyap.

Kepala Pertahanan Israel Ehud Barak mengusulkan operasi pembunuhan terhadap Saddam Hussein. Mereka akan menyusupkan agennya ke lingkaran Saddam.

Israel sebenarnya tak pernah mempertimbangkan untuk melakukan pembunuhan terhadap pemimpin negara lain. Namun, Saddam adalah pengecualian.

Tapi, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin menolak rencana tersebut karena tidak mungkin dapat menembus lingkaran Saddam yang sangat ketat. Saddam jarang tampil di depan publik, dan sering menggunakan orang yang mirip dengannya untuk mengecoh musuh.

Israel kemudian membatalkan rencana menghabisi Saddam. Mereka juga paham membunuh pemimpin negara akan mengubah “peta permainan” di Timur Tengah.

(Bobby/wo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here