Operasi Rahasia CIA & Mossad: Bunuh Maurice

0
600

Menembus jalur rahasia
Kesabaran Meir Dagan terbukti efektif. Pemecahan atas upaya menghabisi Mughniyeh datang dari AMAN (Badan Intelijen Militer Israel). Kepala AMAN, Aharon Zeevi Farkash sedang mengembangkan metode SIGINT (Signal intelligence) dan HUMINT (Human intelligence) untuk menembus pertahanan musuh.

Mossad dan AMAN lalu bergabung mengembangkan dua meteode tersebut, termasuk kemampuan untuk bisa menyadap pesan-pesan rahasia musuh yang melewati jalur komunikasi. Dan SIGINT kemudian menjadi keahlian AMAN.

Sementara, Mossad lewat Yossi Cohen (Kepala Mossad saat itu) berhasil mengembangkan HUMINT dengan berhasil merekrut orang dekat petinggi Hizbullah dan Pengawal Revolusi Iran. “Cohen punya naluri alamiah untuk mendekati dan merekrut orang lain,” kata salah satu petinggi Intelijen Israel.

Dagan kemudian menunjuk Cohen yang sudah tak menjadi Kepala Mossad sebagai Kepala Divisi Iran, sebuah bagian dari Mossad yang berfokus pada upaya menyadap jalur komunikasi rahasia Iran dan sekutunya. Badan inilah yang kemudian berhasil menembus alur pembicaraan petinggi militer Iran dan juga termasuk Mughniyeh. Dengan keberhasilan ini, Mossad bisa tahu di mana lokasi The Phantom.

Dari hasil penyadapan, Israel tahu petinggi Iran dan sekutunya kerap berkumpul di Damaskus karena dilidungi badan intelijen Suriah, sehingga dianggap lebih aman dari serangan Israel.
Mughniyeh pun percaya diri dengan keamanan dirinya di Suriah, apalagi setelah kemenangan Hizbullah atas Israel pada tahun 2006.

Namun, sekali lagi The Phantom tak mau ceroboh. Dia tetap disiplin menjaga keamanannya. Hanya sedikit orang yang tahu di mana dia bergerak.
Namun, bagi Mossad, mereka lebih paham Suriah dibanding kota-kota besar Arab lainnya sehingga menjadi lebih mudah ketika Mughniyeh berada di negeri yang dipimpin Presiden Assad tersebut.

Karena Suriah tetap menjadi area berbahaya bagi Mossad, maka Meir Dagan memutuskan untuk tak menggunakan agen asal Arab. Dia memilih bekerjasama dengan CIA untuk menghabisi Mughniyeh.

Raksasa
Namun, berdasarkan aturan No. 12333, pemerintah Amerika melarang upaya pembunuhan oleh warganya atas warga negara lain, maka Israel menghadapi masalah untuk memuluskan operasi rahasia tersebut.

Namun, penasehat CIA punya solusi. Mereka bisa berpartispasi dalam misi pembunuhan itu dengan menyebut sebagai upaya pertahanan diri. CIA punya bukti bahwa Mughniyeh beberapa kali menyerang dan menewaskan personil Amerika.

Masalah terselesaikan—dan operasi menghabisi nyawa Komandan Hizbullah itu pun mulai dilaksanakan.

Di Suriah, pemerintah Amerika masih punya Kedutaan Besar dan masih aktif. Para pelaku bisnis Amerika bisa bebas keluar masuk negara Suriah. Kemudahan tersebut dimanfaatkan CIA yang juga dibantu NSA untuk memasukan agen-agen mereka dan juga agen lokal untuk memuluskan misi pembunuhan tersebut.

Salah satu pentinggi intelijen Amerika menyebut operasi rahasia itu sebagai operasi raksasa karena melibatkan banyak sumber daya manusia dari dua negara yang terkenal dengan kemampuan intelijennya. “Ini menjadi operasi skala raksasa demi untuk menghabisi musuh paling dicari oleh dua negara tersebut,” kata petinggi intelijen tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here