You Picked On The Wrong Woman

0
780

Lalu, Lisa menjadi korban selanjutnya.

Gadis ini sejak kecil menderita kelainan bawaan. Saat berusia lima tahun, Lisa ditempatkan di sebuah penampungan khusus,  lalu pada usia 14 tahun dia dibawa ke rumah neneknya. Di situ Lisa mengalami pelecehan seks yang dilakukan teman neneknya.

Saat diculik oleh Joe, rasa putus asa sudah menghinggapi Lisa dan dia sempat menulis surat terakhir sebelum kematian tiba.

Terdakwa Bobby Joe Long

Namun, nasib berkata lain.

Malam itu, saat bersepeda dan menolak tumpangan yang ditawarkan temannya, Lisa menuju ke rumah. Sebuah mobil mengikutinya, kemudian menghentikan sepedanya.

“Saat itu saya merasa ujung pistol menyentuh pelipis saya, dan saya mendengar suara klik,” ujar Lisa.

Lisa diikat dan matanya ditutup kain. Di dalam mobil, Joe memerintahkan gadis malang itu melakukan sejumlah aksi tak senonoh.

Di tengah ketakutan dan teror si penjahat, Lisa berusaha mencari petunjuk yang ada di dalam perjalanan mengerikan tersebut.

Suara pelan membisiki telinga Lisa. “Tenang, kamu akan baik-baik saja. Coba lihat apakah kau bisa melewati semua ini,” kata Lisa menirukan kata-kata si pria jahat itu.

Untuk melihat keadaan sekitar meski matanya tertutup kain, Lisa menggerakan rahangnya. Sedikit celah berhasil terbuka. Dia bisa melihat bagian dalam kendaran itu. Lantai mobil milik si penjahat ini berkarpet warna merah. Jam digital berwarna hijau dan bertuliskan “Magnum” yang menempel di bagian dashboard. Petunjuk yang Lisa dapatkan ini akan sangat berguna saat penangkapan Bobby Joe Long.

Mobil berhenti, Lisa dituntun oleh Joe menuju apartemennya. Lisa menghitung anak tangga. Ada 32 injakan menuju gedung itu, dan bau cat yang masih baru dapat tercium olehnya.

Lisa saat diwawancara masih ingat bagaimana dirinya dibawa ke kamar mandi dan diperkosa. Usai puas melecehkan Lisa, penjahat itu memandikan tubuh perempuan malang ini. Si penjahat membasuh tubuh Lisa dengan lembut seolah mereka adalah pasangan kekasih.

“Dia bilang sudah banyak perempuan yang dia perkosa. Dan saya bertanya padanya, kenapa kau memandikan saya?” tanya Lisa. Dan si penjahat itu menjawab, itu hal biasa yang dia lakukan pada perempuan.

Di dalam pikiran Lisa, dia harus bisa mendekati hati si Joe jahat ini agar dia bisa melepaskan diri.

Terus menerus diperkosa selama 26 jam, disertai kekerasan fisik,  Lisa masih tetap tenang dan berusaha mendapat kepercayaan si Joe jahat. “Saya mengatakan padanya, “Saya mau jadi pacar kamu.” Itu membuat saya tetap selamat untuk sementara waktu. Saya gunakan psikologis saya agar bisa masuk ke dalam pikirannya.

Dia juga mengatakan pada Joe bahwa dia seorang diri dan sedang mengurus ayahnya yang sakit keras. Lisa juga mengatakan, apabila dirinya mati maka tak akan ada lagi yang mengurus ayahnya. Lisa terus berbicara meski matanya tertutup. Dan dia berusaha menyentuh apapun di kamar mandi itu untuk menyimpan petunjuk. “Saya ingin polisi tahu bahwa di kamar mandi ini si penjahat menculik saya,”  katanya.

Lisa juga berusaha mendapat gambaran tentang wajah si pelaku. “Pada satu kesempatan dia menarik tangan saya ke wajahnya. Ada bekas cacar. Dia punya kumis dan kupingnya kecil,” ingatnya. “Saya tidak bisa melihatnya tapi jari saya yang dapat ‘melihatnya’.”

Lelah, Joe tertidur di samping Lisa. Besok paginya, Joe membangunkan gadis malang itu, lalu bertanya apa yang diminta gadis itu. Lisa berpura-pura menawarkan dirinya untuk menjadi pacar Joe.

Namun Joe tak bereaksi, dia meminta Lisa segera berpakaian dan kemudian dibawa kembali ke dalam mobil. Joe mengatakan dia akan melepas Lisa.

Di tengah perjalanan, Joe berhenti sebentar untuk mengambil uang di mesin ATM. Lisa mengintip lewat celah di kain yang menutup matanya. “Aku tahu di mana lokasi ini,” ingatnya.

Perjalanan dilanjutkan. Joe sempat minta maaf pada Lisa dan melepas gadis itu keluar dari mobil. Joe menyuruh Lisa boleh membuka kain yang menutup matanya, lima menit setelah mobil itu berlalu.

“Setelah mobil itu menjauh, buru-buru aku buka kain penutup, dan ternyata aku berdiri di samping pohon oaks. “Rasanya aku ingin mati saja, namun setelah bisa bebas, aku ingin tetap  hidup.”

Takut Joe bakal berubah pikiran, Lisa segera berlari kencang menuju kantor polisi. Petugas langsung terkejut dengan pengakuan gadis berusia 17 tahun ini karena bisa lepas dari penjahat sadis, yang selalu meninggalkan korbanya dengan keadaan tak bernyawa.

Dari hasil pemeriksaan di tubuh Lisa, polisi menyimpulkan ada kesamaan ciri-ciri dengan korban penculikan lainnya. Polisi menyadari Lisa bisa menjadi saksi yang sangat berharga untuk menangkap si pelaku.

Bantuan Lisa dalam kasus ini sangat penting. Ingatannya tentang tulisan “Magnum” di dashboard mobil pelaku, membuat polisi segera menyelidikinya. Hasilnya, mobil yang digunakan pelaku berjenis Dodge Magnum keluaran tahun 1984.

Petunjuk yang juga sangat penting adalah mesin ATM yang sempat dipakai pelaku. Polisi berhasil mengidentifikasi si pelaku: Bobby Joe Long.

Joe, seorang pengangguran berusia 31 tahun, memiliki sejarah panjang dalam kejahatan disertai kekerasan pada perempuan. Joe bercerai dan meninggalkan dua anaknya.

Joe dikenal sebagai “si pemerkosa beriklan”. Julukan itu muncul dari modus Joe yang menjebak perempuan lewat iklan yang dia pasang di sebuah surat kabar di California. Joe berpura-pura mencari perempuan yang menjual alat rumah tangga.

Jika menemukan korbannya, Joe berlagak minta izin menggunakan kamar kecil, lalu memperkosa dan merampok si korban.

Joe diperkirakan sudah memperkosa lebih dari 50 perempuan, namun kasus-kasus itu tak bisa diproses lebih lanjut karena saat Joe ditangkap, masa berlaku kasus-kasus tersebut sudah kedaluarsa.

Berkat bantuan Lisa, dua detektif kemudian ditugaskan untuk membuntuti Joe. Dua petugas itu lalu menghentikan mobil pelaku dan berpura-pura bahwa mereka sedang mengungkap kasus perampokan. Polisi berhasil mengambil foto Joe. Namun karena ciri-ciri ban mobil ternyata berbeda dengan bukti yang ditemukan di lokasi kejadian pembunuhan, terpaksa Joe dibiarkan pergi.

Sementara di kantor polisi, Lisa diminta untuk melihat foto-foto pelaku kejahatan yang mungkin dikenalnya. Lisa langsung mengenali foto Joe sebagai si pelaku.

Sayang, di saat yang bersamaan, Joe kembali melakukan aksinya. Dia membunuh dua perempuan, Virginia Johnson, 18 tahun, dan Kim Sann, 21 tahun.

Joe akhirnya berhasil ditangkap pada 16 November 1984 saat akan menonton film di sebuah bioskop.

Kepada polisi, Joe mengaku telah membunuh sepuluh perempuan.

Dalam satu wawancara dengan polisi, Joe mengaku tak mau menyakiti Lisa karena merasa bimbang. “Ada yang menyentak perasaan saya, antara membiarkannya pergi atau tidak.”

Lewat persidangan, Bobby Joe Long akhirnya divonis hukuman 99 tahun penjara dan dua hukuman mati.

Tapi Joe tak begitu saja menerima vonis tersebut. Dia beberapa kali melakukan upaya banding.

Lelah dengan usahanya, Joe akhirnya harus berhenti melakukan perlawanan hukum. Usai menjalani 35 tahun masa hukuman di penjara, Joe akhirnya harus berhadapan dengan malaikat maut. Dia kehilangan nyawanya setelah disuntik dengan cairan mematikan pada 23 Mei 2019. Dua belas orang dari kerabat para korban melihat langsung eksekusi mati atas penjahat sadis ini.

Sementara Lisa McVey berhasil melalui masa traumanya. Dan kini sudah berkeluarga serta memiliki karir di kepolisian. Dia bertugas di divisi pertolongan pada remaja yang mengalami kekerasan seksual. “Tak akan saya biarkan kekerasan menimpa mereka (remaja) selama mereka dalam pengawasan saya,” ujar Lisa dengan tegas.

Meski masih terus dihinggapi memori tentang tragedi yang menimpa dirinya, Lisa bertekad tetap kuat dan mempertahankan hidupnya. “Saya berhasil mendapat kesempatan kedua untuk tetap hidup. Dan saya ingin hal negatif berubah menjadi positif dalam diri saya,” ujarnya.

Lisa bertugas di kantor polisi, tempat dia dulu melapor setelah berhasil bebas dari si penjahat sadis, Bobby Joe Long.

Sumber: Believe Me: The Abduction Of Lisa McVey

Penerjemah: Prabowo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here